Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) menyatakan dalam sepekan terakhir, transaksi di money changer didominasi oleh penjualan dolar AS.

"Sejak seminggu yang lalu ada kenaikan volume transaksi hingga 40--50 persen, kebanyakan adalah mereka yang melepas dolar AS," kata Ketua APVA Muhamad Idrus yang dihubungi di Jakarta, Senin.

Mayoritas konsumen yang melepas valuta asing adalah mereka yang memang berinvestasi di bidang itu. "Jadi kebanyakan memang berpikir inilah saat yang tepat untuk lepas dolar AS, sedangkan yang beli (dolar AS) itu jarang sekali," katanya.

Meski mengaku tidak mengetahui rincian jumlah transaksi, Idrus mengatakan kenaikan transaksi sejujurnya sangatlah menguntungkan bagi pedagang valuta asing.

Sebagai pelaku bisnis, ia mengaku bersyukur karena mendapat keuntungan yang lebih dibanding hari biasa. Tapi di sisi lain ia juga berharap pemerintah bisa kembali mengkondusifkan keadaan ekonomi.

"Depresiasi ini kan efeknya multisektor, karena itu penguatan rupiah justru akan jauh lebih banyak memberikan keuntungan bagi masyarakat," katanya.

Idrus berharap, empat kebijakan yang dirumuskan pemerintah bisa memberikan stimulasi yang mendorong apresiasi rupiah. Apalagi ia menilai masyarakat kini lebih bijak menghadapi pelemahan rupiah.

"Berdasarkan data yang lalu-lalu, mudah-mudahan tidak lebih dari dua minggu rupiah bisa menguat kembali. Masyarakat dulu kan panik, borong dolar karena khawatir, sekarang lebih bijaksana tidak seperti dulu," katanya. (A062)  

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013