Jakarta (ANTARA News) - Enam atlet bulutangkis yang menghuni Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) didegradasi dan harus keluar dari pusat pelatihan itu mulai hari ini. "Ada enam yang didegradasi terdiri atas dua putri dan empat putra," ujar Ketua Sub Bidang Pelatnas Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) Lius Pongoh di Jakarta, Selasa. Keenam pemain tersebut adalah, Rosaria Yusfin Pungkasari dan Heni Budiman (putri) serta Fauzi Adnan, Andre Kurniawan, Sakti Kusuma dan Markus Wijanu (putra). "Kedua putri tersebut didegradasi karena cedera cukup lama dan hingga saat ini belum pulih, sedangkan Fauzi, Andre, dan Sakti dinilai prestasinya sulit ditingkatkan," jelas Lius yang didampingi Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI Rudy Hartono. Sementara pemain yang memperkuat tim Piala Thomas Indonesia di Jepang akhir April lalu, Markus Wijanu semula akan dites dengan Alamsyah untuk menentukan siapa yang harus meninggalkan pelatnas. "Tetapi Markus sendiri sudah mengatakan akan meninggalkan pelatnas untuk pindah ke Singapura, sehingga tidak perlu tes dan Alamsyah tetap di Cipayung," tambah Lius. Rosaria, Fauzi, Andre dan Sakti adalah penghuni pelatnas hasil seleksi nasional 2005 yang resmi masuk pelatnas sejak Maret 2005. Berkaitan dengan keluarnya mereka dari pelatnas, Rudy menegaskan bahwa mereka didegradasi karena prestasinya tidak memenuhi harapan dan bukan mengundurkan diri. Akibat degradasi tersebut, pemain senior di pelatnas yang semula 44 menjadi tinggal 38 orang, namun dua pemain putri dari total 16 pemain hasil seleksi nasional 2006, Aprilia dan Pia Zebadiah menggenapinya menjadi 40 orang. "Pia dan Aprilia mendapat promosi masuk ke pelatnas dewasa, sementara 14 sisanya juga tetap berada di pelatnas sebagai pelatnas junior," kata Lius. "Mereka (ke-14 pemain junior itu) yang akan mengikuti turnamen-turnamen tingkat junior," tambah Rudy Hartono. Dengan demikian, jumlah penghuni pelatnas saat ini 54 orang dengan 40 diantaranya dewasa dan sisanya pelatnas junior hasil seleknas 2006.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006