Kami berikan apresiasi kepada beberapa pihak yang ikut mensosialisasikan pilar-pilar bangsa seperti yang dilakukan oleh Himpunan Pengusaha dan Wiraswasta Indonesia-Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan (HIPWI-FKPPI) ini,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto memberikan apresiasi kepada HIPWI-FKPPI yang turut serta dalam mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan ke berbagai tempat di Indonesia terutama di kawasan perdesaan.

"Kami berikan apresiasi kepada beberapa pihak yang ikut mensosialisasikan pilar-pilar bangsa seperti yang dilakukan oleh Himpunan Pengusaha dan Wiraswasta Indonesia-Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan (HIPWI-FKPPI) ini," kata Sidarto saat melakukan audiensi dengan HIPMI-FKKPPI di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa.

Menurutnya, dengan membantu sosialiasi Empat Pilar Kebangsaan berarti turut serta dalam menjaga negara dari keruntuhan.

"Empat pilar tersebut ibaratnya rumah yang terdiri dari Pancasila sebagai pondasi, UUD 1945 menjadi tembok/dinding, NKRI berperan memayungi atau atapnya, sedangkan isinya adalah Bhineka Tunggal Ika. Jika tidak ada yang menjaganya maka rumah itu bisa runtuh," kata dia.

Dia mengatakan jika salah satu dari empat pilar itu tidak ada maka tidak bisa disebut rumah. Selain itu, jika terdapat pilar yang tidak beres berarti rumah tersebut sudah rusak dan menuju disfungsi.

"Terima kasih bagi pihak yang sudah ikut terpanggil mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan. Ini nyawa negara terutama dalam mengelola keberagaman atau kemajemukan di Indonesia," lanjutnya.

Bagi dia, perbedaan merupakan keniscayaan dalam kehidupan manusia.

Dalam kesempatan itu, dia juga mengkritisi peran media yang sesekali kelewat batas dalam mengkritik tapi tidak mengedepankan tata krama terlebih untuk hal-hal sensitif.

"Sekarang kita memasuki era pers bebas. Orang menjadi mudah bicara apapun dengan bebas sampai kepada hal-hal sensitif lepas saja tanpa kendali. Jika kita biarkan terus saya khawatir itu dapat menggoyahkan negara terutama pilar-pilarnya."

(A061/T007)

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013