Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah optimis produksi Kilang LNG Tangguh, Papua, bisa memasok LNG kepada para pembeli mulai akhir tahun 2008. Keyakinan itu semakin menguat menyusul ditandatanganinya perjanjian pinjaman proyek pembangunan Kilang LNG Tangguh senilai 2,6 miliar dolar AS di Jakarta, Selasa. Hadir dalam acara penandatanganan itu antara lain Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Kepala Badan Pelaksana Hulu Migas (BP Migas) Kardaya Warnika, Kepala Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) Tubagus Haryono, Gubernur Irjabar dan Ketua DPRD Irjabar. "Kita makin optimis dengan proyek Tangguh setelah penandatanganan ini," kata Purnomo. Total pinjaman 2,6 miliar dolar AS itu dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) senilai 1,2 miliar dolar, Asian Development Bank (ADB) 350 juta dolar dan konsorsium tujuh bank internasional 1,066 miliar dolar. Ketujuh bank internasional adalah The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd, BNP Paribas Cabang Singapura, ING Bank NV Cabang Hong Kong, Mizuho Corporate Bank Ltd, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, dan Standard Chartered Bank. Proyek LNG Tangguh membutuhkan total dana 5,5 miliar dolar AS, 3,5 miliar dolar AS di antaranya berupa pinjaman dan sisanya dana internal yang dipimpin BP. Sementara kekurangan pinjaman sebesar 0,9 miliar dolar AS ditargetkan rampung akhir tahun ini. Dana itu digunakan guna membangun dua "train" Kilang LNG Tangguh dengan total produksi 7,6 juta ton per tahun. Di Tangguh terdapat tiga wilayah yang memproduksi gas, yakni Muturi, Wiriagar, dan Berau. Sebanyak 6,9 juta ton per tahun produksi LNG Tangguh sudah mendapat komitmen pembelian. Para pembeli itu adalah CNOOC, China, sebanyak 2,6 juta ton, Posco dan K-Power di Korea Selatan 0,55-0,6 juta ton dan Sempra Energy LNG Corp, Meksiko 3,7 juta ton per tahun. Total cadangan terbukti di Tangguh mencapai 14,4 triliun kaki kubik dan cadangan belum terbukti 23,7 triliun kaki kubik. Selain BP yang menguasai 37,16 persen, proyek Tangguh juga dimiliki CNOOC 16,96 persen, MI Berau BV (kerja sama Mitsubishi Corp dan INPEX Corp) 16,3 persen, Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd (kerja sama Nippon Oil dan JOGMEC) 12,23 persen, KG Berau/KG Wiriagar (kerja sama Kanematsu Corp, JOGMEC dan Mitsu & Co) 10 persen dan LNG Japan Corporation (kerja sama Sumitomo Corp dan Sojitz Corp) 7,35 persen. (*)

Copyright © ANTARA 2006