VinFast juga berminat untuk membuat bus listrik, bahkan mereka juga ingin berinvestasi di IKN
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian akan memfasilitasi rencana produsen otomotif dari Vietnam, VinFast, yang akan menginvestasikan 1,2 miliar dolar AS (setara Rp18,7 triliun) untuk memproduksi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam kunjungan kerjanya mendampingi agenda Presiden RI Jokowi di Vietnam, melakukan pertemuan dengan perwakilan dari VinFast, yang dihadiri Manufacturing Division Deputy CEO of VinFast Phạm Nhật Quân Anh, CEO VinFast Indonesia Malaysia Trần Quốc Huy, Director of GSM-Xanh SM Nguyễn Văn Thanh, serta Senior Assistant to the Chairman International Relations Director Nguyễn Đức Thanh.

"Kami sangat mengapresiasi rencana investasi VinFast, karena akan turut mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, mengingat potensi yang besar di Indonesia," kata Menperin dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.

Kepada Menperin, VinFast menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki iklim usaha yang kondusif.

Hal itu membuat VinFast berminat untuk menggelontorkan dananya pada tahap awal pembangunan pabrik sebesar 200 juta dolar AS, yang akan dimulai 2024.

"VinFast sedang mengidentifikasi lokasi yang cocok untuk mendirikan pabrik di Indonesia. Kebutuhan lahannya sekitar 240 hektare," ungkap Agus.

Adapun total kapasitas pabrik akan mencapai 50.000 unit per tahun, dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.000-3.000 orang. Pabrik ini akan beroperasi pada 2026.

Menurut Menperin, VinFast akan berkolaborasi dengan perusahaan dalam negeri untuk proses produksi. Selain itu bermitra dengan perusahaan transportasi dan penyedia jasa teknologi dalam rangka ekspansi untuk kendaraan taksi listrik.

"VinFast juga berminat untuk membuat bus listrik, bahkan mereka juga ingin berinvestasi di IKN," imbuhnya.

Terkait rencana investasi VinFast ini, Pemerintah Indonesia akan memberikan sejumlah insentif yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan, termasuk untuk industri kendaraan listrik, antara lain fasilitas tax holiday, tax allowance, insentif bea masuk, serta insentif pajak penjualan barang mewah (PPnBM).

Mobil listrik VinFast dengan setir kanan, di antaranya VF 5 dan VF 6, akan memasuki pasar di Indonesia pada tahun ini. Hal itu menjadi langkah perusahaan untuk uji pasar dengan CBU impor, melalui fasilitas pajak bea masuk 0 persen dan pajak barang mewah 0 persen sesuai yang diatur dalam Peraturan Menteri Investasi (BKPM) No 6 Tahun 2023.

Selanjutnya, pada tahap produksi, perusahaan bisa memanfaatkan fasilitas tarif 0 persen untuk skema impor completely knock down (CKD) atau incompletely knock down (IKD) yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No 29 Tahun 2023.

Selain itu, fasilitas pajak barang mewah 0 persen juga dapat dimanfaatkan, jika mencapai persyaratan minimum kandungan lokal sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden No 79 Tahun 2023.

Baca juga: Indonesia undang Vietnam perkuat kerja sama bidang industri
Baca juga: Menperin undang Vietnam kerja sama kembangkan kendaraan listrik
Baca juga: Menperin: Serapan subsidi motor listrik 2023 capai 11 ribu unit

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024