Jakarta (ANTARA News) - Museum Peranakan Tionghoa dibuka di Taman Budaya Tionghoa, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) bertepatan dengan dirgahayu Republik Indonesia ke- 68.

Saat ini, museum yang berlokasi di bangunan Cheng Ho ini sedang menggelar pameran tokoh nasional Tionghoa Indonesia bertema "Nasionalisme Tionghoa" hingga 15 September mendatang yang menampilkan jejak sejarah berupa foto-foto para tokoh Tionghoa yang berperan dalam proses kemerdekaan dan pembangunan bangsa.

Ketua Yayasan Lestari Budaya Tionghoa Indonesia (YLBTI) Sudarman Lim, yang menjadi inisiator museum, mengharapkan pengunjung mengenal tokoh-tokoh Tionghoa yang dulu berjuang untuk Indonesia dan bahwa etnik Tionghoa adalah bagian tidak terpisahkan dari bangsa Indonesia.

"Orang Tionghoa sejak dulu sudah berjuang membentuk negara kesatuan Republik Indonesia, tapi hal itu tidak pernah dicetuskan," kata Sudarman.

Dia merujuk pengekangan eksistensi kehidupan sosial dan budaya masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia yang terjadi hampir 30 tahun sehingga sejarah peran masyarakat etnik Tionghoa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia seolah ditiadakan.

Padahal mereka berperan penting dalam pembentukan bangsa, misalnya surat kabar Sin Po yang pertama kali memuat syair lagu Indonesia Raya setelah diperdengarkan di Sumpah Pemuda, atau rumah Djiau Kie Siong yang menjadi tempat Soekarno dan Hatta "disandera" ke Rengasdengklok oleh pemuda Indonesia yang menginginkan kemerdekaan pada 1945, dan Liem Koen Hian yang berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan di BPUPKI.

Museum in juga akan menampilkan foto dan artefak yang menampilkan jejak budaya peranakan Tionghoa di Indonesia seperti batik dan keramik.

"Kami juga ingin membuat museum seperti ini di seluruh Indonesia," imbuhnya.



Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013