Jakarta (ANTARA) - Perusahaan augmented reality (AR), Xreal, telah memperkenalkan produk terbaru dalam seri kacamatanya: Air 2 Ultra seharga 699 dolar AS (Rp10,8 juta).

Kacamata Air 2 Ultra, yang sudah dapat dipesan oleh pengembang dan mulai dikirimkan pada Maret, pada akhirnya dimaksudkan untuk bersaing dengan Meta Quest 3 dan headset Vision Pro milik Apple.

Baca juga: Mode tamu Apple Vision Pro memungkinkan pengguna berbagi headset

Kacamata ini memiliki fitur lebih lengkap dibandingkan dengan model Air 2 seharga 399 dolar AS (Rp6 juta) yang diluncurkan oleh Xreal, sebelumnya dikenal sebagai Nreal, akhir tahun lalu.

Air 2 Ultra menawarkan pelacakan posisi penuh (enam derajat kebebasan, atau 6DOF) dalam faktor bentuk gaya kacamata hitam khas Xreal. Hal ini tidak hanya cocok untuk menonton TV atau bermain game layar datar di layar yang diproyeksikan, tetapi juga menjalankan aplikasi AR yang immersif.

Xreal memasarkan Air 2 Ultra sebagai perangkat "komputasi spasial" lengkap seperti perangkat realitas campuran Light sebelumnya, yang juga menampilkan pelacakan 6DOF.

Seperti seluruh seri Air, Air 2 Ultra memproyeksikan gambar mengambang di depan mata pengguna. Namun, ini menambahkan kamera 3D ganda, satu di setiap sisi kacamata, yang dapat memetakan lingkungan pengguna dan mengaktifkan fitur khusus seperti pelacakan tangan.

Hal ini memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi yang menyatukan ruang fisik dan digital daripada sekadar menampilkan permainan, aplikasi, atau umpan video konvensional seperti Air 2.

Air 2 Ultra menawarkan lapangan pandang sebesar 52 derajat dibandingkan dengan Air 2 yang memiliki 46 derajat, keduanya memiliki kecerahan 500 nits, layar 1080p untuk setiap mata, dan refresh rate hingga 120Hz.

Meskipun begitu, kacamata Ultra sedikit lebih berat, dengan bobot 80 gram dibandingkan dengan 72 gram untuk Air 2 standar.

Baca juga: Samsung dilaporkan tunda produksi headset realitas campurannya

Seperti Air 2, kacamata ini dapat dihubungkan ke berbagai perangkat komputasi, termasuk komputer berbasis macOS dan Windows, ponsel Android Samsung, serta iPhone 15. Di Android, macOS, dan Windows, mereka akan mendukung lingkungan AR Nebula milik Xreal.

Saat ini, Air 2 Ultra lebih ditujukan kepada para pengembang, tetapi akan dijual melalui situs Xreal kepada siapa pun yang berminat, dengan pengiriman di AS, Inggris, China, Jepang, Korea, Prancis, Jerman, Italia, Republik Ceko, dan Belanda. Adapun Air 2 saat ini tersedia untuk konsumen di AS, Eropa, dan Asia.

Produk ini diluncurkan tak lama setelah Xreal mengumumkan telah mengirimkan 350.000 pasang kacamata AR hingga saat ini dan akan memperluas ketersediaan Air 2 ke lebih banyak negara pada tahun 2024.

Pilihan realitas campuran dari kacamata Light yang lebih lama cukup sederhana, dan menghapusnya untuk menghemat berat dan biaya cukup masuk akal.

Namun, menambahkan kembali pelacakan 6DOF memungkinkan Xreal bersaing lebih langsung dengan pesaing paling terkenal di AS yaitu Apple dan Meta.

Vision Pro dari Apple yang seharga 3.499 dolar AS (Rp54 juta) dikabarkan akan diluncurkan pada Februari, dan Apple telah berjanji bahwa para pengembang akan dapat membuat pengalaman yang imersif secara spasial bersama dengan layar datar yang diproyeksikan.

Sementara Quest 3 dari Meta seharga 499 dolar AS (Rp7,7 juta), yang debut pada Oktober lalu, menggabungkan realitas virtual lengkap dengan aplikasi realitas campuran seperti permainan meja digital.

Kedua headset menggunakan passthrough mixed reality, yang menampilkan objek digital pada umpan video, daripada proyeksi langsung yang ditawarkan oleh Xreal, meskipun Meta sedang mengembangkan kacamata AR berbasis proyeksi yang lebih mirip dengan Air 2 Ultra, dan Apple kemungkinan juga melakukan hal yang sama. Demikian disiarkan The Verge, Minggu (7/1) waktu setempat.

Baca juga: Apple Vision Pro diperkirakan beredar di pasar mulai Februari 2024

Baca juga: Tim Cook sebut Apple Vision Pro akan dijual "hanya di toko-toko kami"

Baca juga: Apple tengah kerjakan Vision Pro yang lebih murah

 

Penerjemah: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024