... sangat lengah... dua korban yang pertama dua-duanya ditembak dari belakang. Kemudian yang ini juga... "
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Intelijen Nasional, Marciano Norman, mengatakan, ada sinyalemen kuat kasus penembakan terhadap dua polisi di Jakarta dan seorang sipir di Jogjakarta dilakukan kelompok sama.

"Itu sinyalemennya kuat dilakukan kelompok yang sama, yang pasti ada kaitan dengan kelompok-kelompok itu," katanya, saat ditemui di Istana Negara, Kamis.

Ia menjelaskan, peristiwa penembakan di Jakarta dan Jogjakarta itu mengindikasikan memang ancaman yang selama ini ditujukan kepada aparatur keamanan kelompok tertentu itu benar-benar dilaksanakan.

"Mereka mencari sasaran yang betul-betul sangat lengah... dua korban yang pertama dua-duanya ditembak dari belakang. Kemudian yang ini juga," katanya.

Sebelumnya, pada pukul 04.30 WIB Sabtu (27/7), anggota Satuan Lalu Lintas Polres Jakarta Pusat, Ajun Inspektur Satu Polisi Patah Saktiyono (53), ditembak orang tak dikenal di Cireundeu, Ciputat, Tangerang Selatan, ketika hendak menuju kantornya di Gambir, Jakarta Pusat.

Berikutnya, pada Rabu (7/8) seorang anggota Satuan Pembinaan Masyarakat Polsek Cilandak Aun Inspektur Dua Polisi Dwiyatno, meninggal dunia akibat ditembak orang tidak dikenal di sekitar Ciputat, Tangerang Selatan, Banten sekitar pukul 05.00 wib.

Pada hari sama penembakan juga terjadi pada anggota sipir Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan, Yogyakarta, Agus Susteyo.

Menurut Norman, kejadian tersebut merupakan bentuk peringatan pada seluruh aparat keamanan baik itu TNI, polisi atau petugas lembaga pemasyarakatan, bahwa di masa sekarang ini kewaspadaannya harus ditingkatkan.

"Tidak boleh ada korban lagi," ujar dia, seraya menyatakan dukungannya pada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme untuk mengembangkan analisanya.

Ia juga meminta masyarakat untuk tidak memberikan ruang yang bebas pada kelompok-kelompok teror itu.

Pada kesempatan itu dia juga menyebutkan upaya kelompok-kelompok teror untuk menunjukkan eksistensinya melalui sejumlah kejadian tersebut.

Pewarta: Muhammad Iskandar dan GNC Aryani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013