Selama ini penelitian hanya sebatas teori, belum pada penerapannya dalam bentuk produk.
Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak enam peneliti dari berbagai universitas dan lembaga di Tanah Air menerima Roosseno Award 2013, di Jakarta, Kamis.

Penerima Roosseno Award 2013 adalah Abdi Redha (Politeknik Negeri Pontianak), Herlina Rante (Universitas Hasanuddin), Endah Puspitasari (Universitas Jember), Otih Rostiana (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat), Muhamad Sahlan (Universitas Indonesia), dan Hanny Wijaya (Institut Pertanian Bogor).

"Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini pemberian penghargaan diberikan kepada peneliti di bidang rempah," ujar Direktur Utama Biro Oktroi Roosseno, Dr Toeti Heraty Noerhadi Roosseno.

Dia menambahkan, Biro Oktroi Rooseno tetap mempertahankan tujuannya untuk memberikan dukungan nyata pada peneliti Indonesia yang serius di bidang penelitian yang ditekuni untuk berkarya.

Bantuan penelitian yang diberikan pada 2013 kepada para peneliti yang menekuni rempah-rempah Indonesia khususnya untuk komoditas pala, lada, kayu manis, gambir, dan pemanfaatan rempah lain.

"Pemberian penghargaan ini diilhami dari karya ayah saya Roosseno dalam bidang konstruksi yakni tiang pancang sistem belimbing," jelas dia.

Ketua Dewan Rempah Indonesia Adi Sasono menyambut baik pemberian penghargaan tersebut.

"Selama ini penelitian mengenai masalah rempah masih kurang. Makanya petani rempah belum mendapat keuntungan besar karena masih menjual dalam barang mentah," kata Adi Sasono.

Seorang peneliti Muhammad Sahlan mengaku hadiah yang diterimanya bermanfaat untuk penelitian.

"Selama ini penelitian hanya sebatas teori, belum pada penerapannya dalam bentuk produk. Itu yang kita kembangkan," jelas Sahlan.

Para pemenang juga berkesempatan menghadiri International Spices Conference di Ambon pada 19-21 Agustus 2013 yang diselenggarakan Dewan Rempah.

Para peneliti mendapatkan dana penelitian masing-masing sebesar Rp40 juta.

Pewarta: Indriani
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013