Yang perlu dilihat ada orang sakit sedang dievakuasi oleh ambulance lalu ditembak. Pertanyaannya, kok bisa?,"
Jayapura (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Yorrys Raweyai mengaku prihatin dengan penembakan di Puncak Jaya yang menewaskan seorang warga sipil.

"Pertama saya prihatin dengan kejadian ini. Penembakan ini bukan pertama kali dan sudah sering kali terjadi dari waktu ke waktu, terakhir delapan anggota TNI dan seorang Kopasus," kata Yorrys kepada Antara Jayapura, Kamis.

Pernyataan legislator Senayan ini menyusul penembakan yang dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata di Papua, Rabu (31/7), dengan menghadang mobil ambulance yang mengangkut warga Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya dan harus dievakuasi ke Mulia di sekitar kawasan "Puncak Senyum".

Penembakan itu menyebabkan Heri Yoman (32 tahun) tewas, sedang dua rekannya mengalami luka tembak.

Menurut Yorrys, penembakan tersebut patut disayangkan sekali karena yang ditembak adalah ambulance yang sedang membawa orang sakit untuk mendapatkan pertolongan yang lebih intensif.

"Yang perlu dilihat ada orang sakit sedang dievakuasi oleh ambulance lalu ditembak. Pertanyaannya, kok bisa?," katanya dengan nada bertanya.

Yorrys yang terkenal sangat vokal dalam menyuarakan ketidakadilan di Tanah Papua itu, mengaku penembakan tersebut bisa dikatakan tidak berperikemanusiaan. 

"Ambulance itu-kan ada simbol palang merah, kok bisa ditembak? Ini sangat biadab sekali," katanya.

Untuk itu, Yorrys berharap TNI/Polri yang ada di daerah tersebut segera mengejar dan mencari pelaku penembakan tersebut. TNI/Polri harus lakukan investigasi secepatnya, siapa pelaku dibalik ini," katanya.

Berdasarkan informasi yang didapatkan Antara, sekitar pukul 12.00 WIT mobil ambulance DS 5800 PJ milik RSUD Mulia, Kabupaten Puncak Jaya berangkat menuju Tingginambut karena ada orang sakit yang harus dievakuasi.

Ambulance tersebut dikemudikan oleh Darson Wonda dan seorang mantri Frits Baranzano. Kurang lebih satu jam kemudian ambulance tersebut kembali dari Tingginambut dengan membawa pasien menuju ke RSUD Mulia.

Ketika melewati Distrik Tanoba Puncak Senyum, ambulance dihadang dan diberondong peluru oleh GPK sebanyak lima kali dari arah ketinggian sebelah kanan ke arah mobil bagian depan sebelah kanan.

Akibatnya, Heri Yoman (18) tewas dengan luka tembak di dada sebelah kiri, pipi kanan dan mulut. Sedangkan Darson Wonda, supir ambulance mengalami luka tembak pada lengan sebelah kiri dan Mantri Frits Baransano mengalami luka tembak pada lengan dan pinggang sebelah kanan.

(KR-ARG/E008)

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013