Wamena, Papua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Kamis pagi tiba di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, untuk meninjau hasil panen ubi jalar di Kabupaten Yahukimo, yaitu wilayah yang beberapa bulan lalu mengalami kelaparan hingga menewaskan 83 warga setempat. Presiden yang didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono, Gubernur Papua Barnabas Suebu serta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu, tiba di Bandara Wamena dengan menggunakan pesawat Hercules C-130 pada pukul 08.40 WIT, disambut Bupati Jayawijaya, Nicholas Jigibalom. Dari Bandara Wamena, Presiden langsung meninjau Posko Interdep Penanganan Kerawanan Pangan di Bandara Wamena dan sempat mendengarkan pemaparan Tim Interdep serta melakukan kontak melalui radio SSB (`single-side band`) dari Posko Wamena ke Posko Pasema, Yahukimo. Setelah itu, dengan berkendaraan mobil, Presiden dan rombongan berangkat menuju Kurima di Yahukimo guna meninjau hasil panen ubi jalar di wilayah tersebut. Sebelumnya Yudhoyono pada Kamis pagi direncanakan terbang menggunakan helikopter ke Pasema, Yahukimo, tidak hanya untuk meninjau hasil panen, tapi juga memulai panen ubi jalar. Namun karena cuaca yang tidak mendukung, kunjungan ke Pasema batal dilakukan pada Kamis pagi. Menurut Bupati Yahukimo, Ones Pahabol, ubi jalar yang akan dipanen dalam hari-hari ini di Pasema berada di lahan seluas 200 sampai 300 meter persegi, yaitu di kebun-kebun yang dimiliki warga. Panen, ujarnya, tidak serentak dilakukan di semua wilayah Yahukimo karena setiap daerah memiliki masa tanam dan masa panen yang berbeda. Data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian menyebutkan mencuatnya kasus kelaparan di Kabupaten Yahukimo beberapa bulan lalu telah menewaskan 83 warga setempat, yaitu 45 orang di wilayah Kosarek, 23 di Dagi, dan 15 di Korupun. Penyebab lain kematian tersebut adalah ISPA, muntaber, malaria, diare dan demam serta dipicu dengan curah hujan yang tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut, Presiden Yudhoyono telah memerintahkan dibentuknya Tim Interdep di bawah Menko Kesra dengan anggota yang terdiri atas antara lain wakil Deptan, Depsos, Depkes, Dep PU, Dep ESDM, Dep Diknas, Dep Hub, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, serta Kementerian Daerah Tertinggal. Tanggap darurat Menurut Kantor Menko Kesra, sejak Desember tahun 2005, bantuan pangan yang telah disalurkan ke 17 titik rawan pangan di Kabupaten Yahukimo tercatat 1.021 ton, yang diangkut dengan 856 sorti penerbangan. Bantuan tersebut ditujukan sebagai tanggap darurat agar tidak terjadi kelaparan massal dan diberikan dalam berbagai bentuk yaitu 760,4 ton beras, 285 ton mi instan , 15 ton pendamping ASI, dan sisanya berupa biskuit, makanan kaleng dan obat-obatan. Perintisan infrastruktur pedesaan juga telah mulai dilakukan dan saat ini telah diselesaikan pembuatan pembangkit tenaga listrik mikrohidro di Kurima dan Holuwon, Yahukimo dan pemasangan 100 unit pembangkit listrik tenaga surya serta radio komunikasi SSB. Berbagai kegiatan lainnya yang telah dan sedang berlangsung antara lain pembuatan lumbung dan bangunan serba guna di 17 lokasi posko titik rawan pangan; poros jalan; perluasan bandara Dekai (ibukota KabupatenB Yahukimo) dan dermaga di Logpon. Di bidang pertanian, sekitar 208 hektar lahan pengembangan telah dibuka dan sebanyak 4,1 juta stek varietas ubi jalar unggulan telah disebar, termasuk jenis Papua Salossa dan Papua Pattipi, serta 25.000 alat pertanian seperti parang, linggis, sekop dan pacul. Di bidang kesehatan, dokter-dokter muda dari seluruh Indonesia beserta tenaga perawat telah ditempatkan di 17 posko titik rawan pangan. Dalam kurun waktu enam bulan, tim-tim kesehatan memberikan perawatan kepada sekitar 80.000 warga sementara jenis penyakit yang banyak ditemukan adalah cacingan, diare dan ISPA (infeksi saluran pernafasan akut). ISPA banyak ditemui karena warga banyak yang tinggal di honai (rumah khas Papua yang terbuat dari daun kering dan kayu) tanpa ada ventilasi maupun melakukan kegiatan masak memasak di dalam honai. Yahukimo adalah kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Jayawijaya dengan penduduk tahun 2005 tercatat 154.000 orang, tersebar di 17.000 kilometer persegi wilayah yang terletak di dataran rendah, sedang dan tinggi. Yahukimo berasal dari nama empat suku utama, yaitu Yali, Hupla, Kimial dan Momina.

Copyright © ANTARA 2006