Jakarta (ANTARA News) - Musik jazz yang identik dengan lengkingan saksofon, denting piano dan petikan bass dimaknai pemusik Dwiki Dharmawan sebagai ekspresi spiritual yang diungkapkan secara bebas.

Pemain keyboard ini bahkan mengaku seperti dirasuki oleh "sesuatu" saat membawakan lagu.

Seperti malam itu di pelataran Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat. Tampil full band dengan Zul (vokal), Sandy Winarta (drum), Shadu Rasjidi (bass) dan Dika Casmala (Violin), musisi yang mulai berkarir dari grup musik Krakatau itu membawakan lagu "Subhanallah" milik almarhum Ustadz Jeffry Al-Bukhori.

"Ini pertama kalinya saya bawakan lagu ini versi jazz," ungkapnya.

Diakui musisi berusia 46 tahun itu, penampilannya Sabtu (20/7) malam itu sebagai salah satu pengalaman spiritualnya. Saat memainkan lagu pertama, Subhanallah, ada kekuatan yang merasukinya, ada kenangan akan sosok sahabat, serta makna spiritual.

"Saya menangis karena mengingat Uje," katanya.

Begitupula di komposisi kedua, yakni "Spain" besutan maestro piano Chick Corea. Kisah dibalik komposisi kedua yang diambil dari lagu rakyat Spanyol itu memilik makna yang dalam akan sejarah agama Islam di awal zaman kebesarannya dibawah Ottoman Turki.

"Saya teringat dengan maestro piano Chick Corea yang mengambil introduksi dari lagu Spain itu adalah Concierto de Aranjuez. Saat itu di dataran Eropa, Islam sangat hebat dan ini mengingatkan saya akan hal itu sehingga saya membawakan lagu itu," jelasnya.

Durasi terbatas mungkin membuatnya terbatas memainkan komposisi, tapi toh dua lagu sudah cukup menghipnotis penikmat musik jazz yang datang memadati pelataran masjid.

Meski sempat diguyur hujan di tengah penampilannya, penikmat musik tetap larut dalam balutan komposisi Dwiki. Segera setelah hujan reda, mereka kembali memadati depan panggung dan ikut mengangguk-angguk menikmati alunan musik.

Musisi yang juga suami penyanyi Ita Purnamasari itu mengaku bermain spontan tanpa latihan untuk penampilan ketiganya di Ramadhan Jazz Festival 2013 malam itu.

Ia menganggapnya sebagai kekuatan musik jazz. Ada kebebasan berekspresi, juga ekspresi kebebasan dalam semua permainan komposisi musik serta memiliki unsur spiritualitas.

"Musik jazz yang semuanya mengagungkan kebesaran Illahi dan mensyukuri serta kontemplasi. Ini suatu hal yang sangat luar biasa dalam konteks hubungan antara musik dengan spiritual. Jadi saat kita bermain musik, juga jadi ibadah," katanya.

Tak hanya Dwiki, malam itu, hampir semua penampilan artis pendukung disambut meriah oleh pengunjung yang rata-rata terdiri dari muda mudi itu. Bahkan hingga jelang tengah malam, pengunjung masih berdatangan.

Yang malam itu menjadi "bintang" diantaranya adalah Tulus. Penyanyi muda itu mendapat sambutan paling meriah dari penonton. Malam itu ia membawakan beberapa lagu, termasuk dua hitsnya "Sewindu" dan "Teman Hidup". Penonton yang berada di posisi belakang langsung maju ke depan saat ia tampil dan membawakan lima lagu.

Sementara yang tak kalah menarik adalah penampilan Barry Likumahuwa Project yang malam itu menggandeng Joey Alexander Sila. Pianis cilik berusia 10 tahun yang dengan apik bermain piano. Tak terlihat ekspresi lelah atau gugup di wajah pianis muda yang memenangi Gran Prix 1st International Festival-Contest of Jazz Improvisation Skill di Ukraina itu.  

Selain mereka, Ramadhan Jazz Festival yang digelar untuk ketiga kalinya itu juga dimeriahkan oleh Shadu Rasjidi Band, Pretty Lotion, BBJ (Bintang Indrianto, Bertha, Joel Ahmad), Project Iseng (Khrisna Siregar, Devian Zikri, Fajar Adi Nugroho dan Ibnu Rafi).

Oleh Ade Irma Junida
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013