Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan rencana Malaysia selaku Ketua Organisasi Konperensi Islam (OKI) untuk mengadakan pertemuan khusus guna membahas situasi terakhir di Timur Tengah khususnya mengenai tindakan kekerasan Israel terhadap Palestina dan Lebanon merupakan hal yang sangat penting dan relevan. "PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi selaku ketua OKI mengusulkan adanya sesi khusus pada pertemuan OKI. Saya pikir itu relevan, kalau PM Malaysia sebagai Ketua OKI mengagendakannya, maka Indonesia akan ikut serta dan mudah-mudahan memberikan hasil," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam jumpa pers usai pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia Badawi di Istana Negara Jakarta, Senin. Namun Presiden tidak menjelaskan kapan dan dimana sesi khusus pertemuan OKI tersebut akan dilakukan. Presiden mengatakan, dalam pembicaraan dengan PM Malaysia itu, kedua negara sepakat diperlukannya langkah konkret untuk segera menyelesaikan konflik yang tengah berkecamuk di Timur Tengah tersebut. "Kami berpendapat jika diperlukan, Malaysia dan Indonesia sama-sama siap menyumbangkan kontingen pasukan perdamaian ke wilayah tersebut untuk segera mewujudkan perdamaian dan penyelesaian yang adil," katanya. Presiden juga mengatakan Indonesia, bersama Malaysia sepakat bahwa jika Dewan Keamanan PBB tidak bisa sepakat mengeluarkan resolusi penyelesaian di Timur Tengah maka kedua negara akan meminta dilakukan sesi khusus di Majelis Umum PBB. Selain pembicaraan soal Timur Tengah, lanjut Presiden, pembicaraan yang dilakukan antara lain juga mengenai bantuan Malaysia untuk melakukan pendidikan putera-putera TKI di Sabah yang saat ini persiapannya sedang berlangsung dan akan direalisasikan dalam waktu dekat. Juga dibahas dalam pertemuan itu mengenai multi entry visa bagi pelajar dan mahasiswa yang diharapkan bisa memudahkan mobilitas pelajar di negara masing-masing. Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan itu, Menkeu Sri Mulyani, Menseneg Yusril Ihza Mahendra, dan Sekkab Sudi Silalahi. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006