Wonosobo, (ANTARA News) - Gerakan Wonosobo Menanam (GWM) Tahun 2006 diharapkan sebagai kegiatan pencerahan kepada masyarakat setempat terhadap pentingnya melestarikan ekosistem kawasan Dataran Tinggi Dieng, kata Gubernur Jawa Tengah H Mardiyanto. "Kegiatan ini diharapkan dapat dioptimalkan sebagai pencerahan kepada masyarakat terhadap arti penting penghijauan dalam menjaga keseimbangan dan kelestarian ekosistem yang berdayaguna dalam menjaga kelangsungan hajat hidup orang banyak," katanya saat pencanangan GWM oleh Menteri Kehutanan Malam Sambat Ka`ban di Wonosobo, Sabtu (22/7). Pemda Provinsi Jateng, katanya, menyampaikan apresiasi terhadap GWM yang melibatkan seluruh komponen masyarakat setempat. Ia berharap, GWM berdampak positif terhadap konservasi alam dan lingkungan hidup di Wonosobo yang wilayahnya bergunung dan berbukit. "Apalagi bila hal ini dikaitkan dengan banyaknya bencana alam di tanah air, seperti banjir dan tanah longsor yang lebih banyak dikarenakan tindakan kurang ramahnya manusia dalam memperlakukan alam," katanya. Ia menjelaskan, kebijakan dan pelaksanaan penanganan masalah lingkungan hidup di Jateng senantiasa diselaraskan dengan pola tata ruang, tata guna lahan, air dan sumber daya alam yang dikelola secara terpadu seiring perkembangan penduduk. Program pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup, penghijauan lahan kritis, rehabilitasi daerah pantai, pengendalian pencemaran air dan udara, inventarisasi serta evaluasi sumber daya alam, gerakan mendorong kesadaran masyarakat dalam mengelola lingkungan hidup, katanya, bagian kegiatan menyelamatkan kelestarian dan peningkatan mutu lingkungan hidup. GWM, katanya, harus dipelihara kesinambungannya dan tidak sebatas dalam rangka HUT Wonosobo yang kini berumur 181 tahun. Ia mengemukakan, masalah kemiskinan umumnya menjadi penyebab kerusakan lingkungan khususnya hutan. "Ini dapat dilihat pada masyarakat yang penghidupannya hanya menggantungkan hasil pertanian pada lahan yang kurang mendukung seperti lahan kering dan kritis, terlebih lagi jika lokasinya terisolir dari pusat kegiatan perekonomian. Kondisi ini jika tidak segera ditanggulangi berpotensi munculnya kerusakan alam," katanya. Ia juga menyatakan pentingnya GWM meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam inovasi pertanian dan agribisnis sehingga mereka memiliki kepercayaan diri memanfaatkan lahan hutan tanpa merusak lingkungan hutan, dengan melakukan penanaman tumpang sari. Usai pencanangan GWM, H Mardiyanto kepada wartawan mengatakan, penanganan masalah kerusakan alam kawasan Dieng telah dilakukan secara koordinatif terutama antara Pemda Wonosobo dengan Banjarnegara. "Mudah-mudahan dengan kebersamaan ini lebih konkret hasilnya, kita telah melakukan sesuatu misalnya di dekat Kawah Sikidang penghutanan yang dilakukan sekitar dua tahun lalu sekarang sudah tumbuh hasilnya," katanya. Penanganan atas kerusakan lingkungan di Dieng dan Segara Anakan di kawasan selatan Jateng akan lebih difokuskan pada masa mendatang, kata H Mardiyanto.(*)

Copyright © ANTARA 2006