Jerusalem (ANTARA News) - Israel, Kamis, menyambut baik bantuan yang Jerman dapat berikan dalam upaya untuk membebaskan dua tentara Israel yang ditangkap oleh gerilyawan Hizbullah Libanon, tapi menegaskan negara itu tidak akan membicarakan tukar-menukar tawanan. Penculikan tentara pada 12 Juli itu telah memicu serangan Israel di Libanon yang menewaskan lebih dari 300 orang. Hizbullah meminta tukar-menukar tawanan yang sama dengan tukar-menukar tawanan yang dilakukannya dengan perantaraan Jerman pada 2004. Jurubicara kementerian luar negeri Israel Yigal Palmor mengatakan pada televisi ZGF Jerman: "Para pejabat Jerman sebelumnya telah memainkan peran konstruktif dalam pembebasan sandera dalam satu kasus yang sama di mana tentara telah diculik. Sekaranglah waktunya ketika para pejabat Jerman yang sama dapat aktif lagi." Di Jerusalem, jurubicara kementerian luar negeri Mark Regev mengatakan, Israel sedang mencari infomasi mengenai kesehatan tawanan itu dari tiap pemerintah sebagai tindakan kemanusiaan yang akan dapat diapresiasi oleh keluarga sandera. "Posisi tetap kami adalah jelas, tidak ada pembicaraan mengenai tukar-menukar tawanan," kata Regev. Menlu Jerman Frank-Walter Steinmeier dan kepala badan intelijen asing Jerman BND Ernst Uhrlau terlibat dalam tukar-menukar sandera 2004 dengan Hizbullah, sekalipun dalam peran yang berbeda di bawah mantan kanselir Gerhard Schroeder. Pada Oktober 2000, Hizbullah membunuh tiga tentara Israel di perbatasan, membawa mayat mereka dan juga menculik seorang pria Israel yang sedang dalam perjalanan bisnis. Para pejabat intelijen Jerman akhirnya menjadi terlibat, melakukan tukar-menukar sandera pada Januari 2004. Sebanyak 420 tawanan Arab ditukar dengan tiga mayat dan pengusaha tersebut. Kemlu Jerman menolak mengomentari mengenai apakah negara itu ingin menengahi sebagaimana negara itu lakukan sebelumnya, atau tidak. Negara itu dan negara Eropa lainnya telah berhubungan dengan para pemimpin dan pejabat senior di Timur Tengah untuk membantu memecahkan krisis tersebut. Israel telah menyerang posisi Hizbullah selama sepekan lebih dan mengatakan hanya akan menghentikan serangannya ketika sandera itu dikembalikan dan tembakan di kota Israel oleh gerilyawan Hizbullah dihentikan, demikian Reuters melaporkan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006