Brussel (ANTARA) - Duta Besar China untuk Uni Eropa (EU) Fu Cong pada Kamis (23/11) menepis klaim yang dilontarkan oleh EU belum lama ini bahwa China mengekspor kelebihan kapasitas kendaraan listrik (electric vehicle/EV) mereka ke pasar Eropa.

"Saya ingin menekankan fakta bahwa perusahaan-perusahaan China menjual mobil di Eropa tidak dengan sendirinya menunjukkan kelebihan kapasitas," kata Fu dalam Forum Eropa-China yang digelar oleh Friends of Europe, sebuah wadah pemikir nirlaba untuk kebijakan EU yang berbasis di Brussel.

Sekitar 300 peserta, termasuk para pembuat kebijakan, pengusaha, dan peneliti, turut menghadiri acara tersebut.

Argumen kelebihan kapasitas ini muncul di blok tersebut saat mereka sedang mempersiapkan pertemuan bilateral dengan China, yang rencananya akan berlangsung bulan depan.   

Fu meyakinkan sektor bisnis bahwa China berkomitmen untuk melakukan reformasi dan keterbukaan, serta mendorong pengembangan berkualitas tinggi. "Ini berarti semakin banyak peluang bagi perusahaan-perusahaan Eropa," ujarnya.

Pekan lalu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan, "Jelas terdapat kelebihan kapasitas di China, dan kelebihan kapasitas ini akan diekspor," seraya mengeklaim bahwa inilah alasan di balik peluncuran investigasi antisubsidi EU terhadap mobil listrik China.

Membantah klaim tersebut, Fu mengajukan sebuah pertanyaan: "Jika menemukan pasar luar negeri secara otomatis dapat diartikan sebagai kelebihan kapasitas, lalu apa yang dilakukan perusahaan-perusahaan Eropa di pasar China?"
 
   Pengunjung terlihat di stan NIO selama Smart China Expo 2023 di Kotamadya Chongqing, China barat daya, pada 4 September 2023. (Xinhua/Chu Jiayin)


Fu menyuarakan kekhawatiran mengenai keadilan dari peluncuran investigasi tersebut dan prosedurnya, dan ia berharap "akal sehat dapat menang" dalam pembahasan mengenai isu ini.

Dia pun meyakinkan sektor bisnis bahwa China berkomitmen untuk melakukan reformasi dan keterbukaan, serta mendorong pengembangan berkualitas tinggi. "Ini berarti semakin banyak peluang bagi perusahaan-perusahaan Eropa."

Menyebut tentang pemulihan ekonomi China yang kuat dengan salah satu tingkat pertumbuhan tertinggi di antara perekonomian-perekonomian utama, Fu mengatakan China terus menjadi kontributor terbesar bagi pertumbuhan global, menyumbang sepertiga pada 2023.

Lebih lanjut Fu mengutip fakta bahwa Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini merevisi naik proyeksi pertumbuhan China pada 2023 sebesar 0,4 poin persentase.

Duta besar China itu juga mendesak kedua pihak untuk mengembangkan "persepsi yang benar tentang satu sama lain."

"Kami memandang diri kami sebagai penerima manfaat dari tatanan internasional saat ini. Dan kami akan dengan teguh menjaga sistem internasional yang berpusat pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang ditopang oleh hukum internasional, serta norma-norma dasar hubungan internasional yang dilandaskan pada tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB," ungkapnya.

Fu lebih lanjut mengatakan bahwa dia yakin tidak ada konflik kepentingan yang mendasar antara China dan EU, baik secara geopolitik maupun ekonomi.

"Ya, kedua belah pihak memiliki perbedaan dalam berbagai isu, tetapi hal positifnya adalah kedua belah pihak saling berkomunikasi," ujarnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023