Jakarta (ANTARA) -
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri remanufaktur menjadi kunci untuk mencapai netralitas emisi gas rumah kaca.
 
“Pengembangan industri remanufaktur berperan kunci dalam mencapai netralitas emisi gas rumah kaca dengan memperpanjang umur produk, mengurangi kebutuhan produksi barang baru yang memicu emisi gas rumah kaca,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
 
Industri remanufaktur adalah kegiatan pemulihan barang yang telah habis masa pemakaiannya menjadi produk yang layak pakai kembali dengan langkah-langkah seperti membongkar, membersihkan, memperbaiki, dan mengganti komponen yang rusak.
 
Proses ini memberikan preservasi tinggi terhadap nilai tambah produk aslinya, menghasilkan produk yang "seperti baru" dan seringkali dijual dengan garansi setara produk baru.
 
Keunggulan industri remanufaktur melibatkan kualitas produk yang lebih baik, daya tahan yang lebih lama, penggunaan energi yang lebih efisien dibandingkan daur ulang, dan potensi penciptaan lapangan kerja baru.
 
Pertumbuhan pesat industri ini juga didorong oleh kesadaran lingkungan, pengurangan limbah, dan potensi untuk meningkatkan perekonomian.
 
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan & Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Eko S.A. Cahyanto dalam acara Korea-Indonesia Machinery Remanufacturing Industry Special Exhibition & Seminar beberapa waktu lalu mengungkapkan industri remanufaktur merupakan bagian dari penerapan ekonomi sirkular.
 
Konsep ini memiliki tujuan utama untuk memperpanjang siklus hidup dari suatu produk, bahan baku dan sumber daya.
 
“Dalam konteks remanufaktur, keberlanjutan dan emisi netral amatlah penting untuk mengurangi limbah yang dihasilkan dari produk yang sudah tidak digunakan, memberikan kontribusi positif terhadap perlindungan lingkungan, dan mengurangi dampak perubahan iklim,” katanya.
 
Eko menambahkan, lewat proses remanufaktur, efisiensi penggunaan sumber daya alam, seperti bahan baku dan energi, dapat ditingkatkan, menjaga kelestarian sumber daya alam, dan mengurangi biaya produksi secara keseluruhan.
 
Industri remanufaktur juga memiliki potensi untuk menciptakan lapangan kerja baru di berbagai sektor, termasuk manufaktur, konstruksi, dan logistik, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada peningkatan perekonomian suatu negara.
 
Sementara itu, Direktur Divisi Mesin dan Peralatan dari Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Republik Korea Seo Minha menekankan kontribusi ekonomi sirkular dan remanufaktur dalam mencapai netralitas karbon.
 
“Remanufaktur berada di inti ekonomi sirkular karena mengembalikan produk yang kehilangan nilainya ke kondisi kinerja baru, memperpanjang umur produk, dan memaksimalkan efisiensi penggunaan sumber daya," ungkapnya.
 
Kegiatan Korea-Indonesia Machinery Remanufacturing Industry Special Exhibition & Seminar dihadiri oleh perwakilan pemerintah, industri, dan akademisi dari negara Korea dan Indonesia untuk mempromosikan keunggulan produk mesin remanufaktur Korea kepada asosiasi, perusahaan Indonesia, dan mahasiswa jurusan otomotif.
 
Kemenperin berharap agar Republik Korea dapat melakukan transfer teknologi dalam rangka peningkatan sumber daya manusia terkait industri remanufaktur.

 
Baca juga: TSE Group jelaskan langkah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca

Baca juga: Dirut PLN: Kongres Tenaga Air Dunia kuatkan komitmen kurangi emisi

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023