Jakarta (ANTARA News) - Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) mengungkapkan, kemampuan pasokan para produsen gas di Kalimantan Timur (Kaltim) tidak akan mencukupi seluruh kebutuhan domestik dan ekspor. Kepala BP Migas Kardaya Warnika di Jakarta, Selasa mengatakan, saat ini, permintaan gas yang ada baik bagi kebutuhan industri, pembangkit listrik, pipa gas, terminal LNG, maupun ekspor telah melebihi kemampuan pasokannya. "Karenanya, jika proyek pipa Kaltim-Jateng mau jalan, maka pemerintah harus menentukan prioritas ke mana gas itu akan disalurkan, apakah buat kepentingan domestik atau ekspor," katanya. Apalagi, Kardaya menambahkan, berdasarkan prediksi salah satu produsen gas di Kaltim, Chevron, produksi gas diperkirakan akan lebih rendah dari perkiraan awal. Menurut dia, ada keuntungan dan kerugiannya kalau gas diperuntukkan bagi kepentingan domestik dan ekspor. Kalau gas Kaltim diperuntukkan bagi kepentingan domestik, lanjut Kardaya, maka negara akan memperoleh keuntungan berupa "multiflier effect" yang cukup besar akibat pemanfaatan gas tersebut. "Namun, kalau di jual di dalam negeri harganya rendah hanya tiga dolar per MMBTU (mile mile British thermal unit). Sedangkan, kalau diekspor, maka harganya bisa sembilan dolar per MMBTU," katanya. Sebelumnya, Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) telah menetapkan, PT Bakrie & Brothers sebagai pemenang tender hak khusus transmisi gas ruas Bontang, Kaltim ke Semarang, Jateng.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006