Jakarta (ANTARA News) - Tiket elektronik Multi Trip untuk layanan kereta rel listrik (KRL) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) mulai dipasarkan di 60 Stasiun yang tersebar di wilayah-wilayah tersebut.

Menurut Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek, Tri Handoyo, kartu perdana dapat dibeli dengan harga perdana Rp33.000, yang meliputi kartu seharga Rp20.000 dengan saldo Rp13.000.

"Saldo pada kartu dapat diisi berulang kali dengan pilihan nominal Rp5.000, Rp10.000, Rp.20.000, Rp.50.000, Rp100.000, Rp.200.000 dan maksimal Rp1 juta," katanya di Jakarta, Rabu.

Kartu elektronik berlangganan yang ditawarkan PT KAI Commuter Jabodetabek tersebut tidak memiliki masa kadaluarsa.

"Seluruh saldo yang ada pada kartu tersebut dapat digunakan tanpa batas waktu, sehingga pengguna tidak perlu khawatir saldo kartu akan hangus dalam jangka waktu tertentu jika tidak digunakan," kata Tri.

Penggunaan tiket elektronik berbentuk kartu yang selanjutnya akan menggantikan penggunaan tiket kertas sekali pakai itu sekarang masih dalam masa uji coba dan sosialisasi.

Pada masa sosialisasi yang dilakukan sejak 8 April lalu, PT KAI baru menyediakan tiket elektronik untuk sekali perjalanan (Single Trip). 

Ujicoba tiket elektronik berlangganan (Multi Trip) akan mulai dilakukan pada Senin, 24 Juli 2013.

"Pada prinsipnya proses penggunaan tiket satu kali perjalanan dengan tiket berlangganan tidak memiliki banyak perbedaan, misalnya saja saat melalui gate in untuk kartu Single Trip dan Multi Trip penumpang tetap harus melakukan tap in pada perangkat gate di pintu masuk," jelas Tri.

Saat tiba di stasiun tujuan pengguna kartu Single Trip harus memasukkan kartu pada slot kartu yang tersedia di pintu keluar, sementara pengguna kartu Multi Trip tidak perlu memasukkan kartu ke dalam slot, hanya perlu menyentuhkan kartu pada perangkat yang ada di pintu keluar dan membawa kembali kartu mereka.

Sebelum 1 Juli 2013, penggunaan kartu berlangganan Multi Trip juga masih menggunakan tarif berdasarkan relasi atau belum menggunakan tarif progresif.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013