Bandung Raya sangat memungkinkan sisi kontur jalannya juga cocok untuk kendaraan listrik, terlebih ada wacana dihadirkan pabrik baterai
Bandung (ANTARA) - Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jawa Barat meyakini ekosistem kendaraan listrik berkembang di Jawa Barat, terlebih ke depan ada pembangunan pabrik baterai di provinsi ini.

"Ekosistem dan kendaraan listrik tersebut ke depan berpotensi berkembang di Jawa Barat terutama di Bandung Raya sangat memungkinkan sisi kontur jalannya juga cocok untuk kendaraan listrik, terlebih ada wacana dihadirkan pabrik baterai," kata Direktur Eksekutif Kadin Jabar Erdi Herdiana di Bandung, Jawa Barat, Sabtu.

Erdi mengatakan betul ada wacana pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik dan memang harus segera dimulai meski prosesnya masih panjang, namun harus segera direalisasikan agar tidak didahului negara lain seperti Thailand.

Menurutnya, pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik ini menjadi salah satu peluang investasi, karenanya dia mendorong para anggota Kadin untuk turut mendukung rencana tersebut.

"Kadin itu wadah pengusaha, diharapkan para anggota ikut serta dan berperan aktif sebagai investor. Sebab, di Bandung terutama di Jabar belum banyak masih mempunyai potensi yang bagus," ucapnya.

Kendaraan listrik sendiri, kata dia memiliki banyak keuntungan dari pengeluaran harian yang dikeluarkan untuk bahan bakar, terlebih performanya juga tidak mengecewakan.

Ia menuturkan, hanya dengan diisi ulang baterainya di rumah sekitar tiga sampai empat jam, bisa dipakai untuk jarak tempuh jauh hingga 120 kilometer.

Baca juga: Kadin Jabar fokus tingkatkan kapasitas sektor vokasi

Baca juga: Ridwan Kamil ajak provinsi lain optimalkan subsidi kendaraan listrik


"Bila harian ke kantor dengan jarak 60 km pulang pergi bisa dua hari kemudian di-'charge' kembali, artinya ada sisi ekonomis karena tidak menggunakan bahan bakar bensin jadi irit dan juga mendorong lingkungan hijau dengan tidak ada polusi," ucapnya.

Namun menurutnya, masyarakat masih perlu dilatih kebiasaannya untuk memakai kendaraan listrik karena ada perbedaan perawatan dibanding kendaraan berbahan bakar fosil.
President Director PT Ilectra Motor Group (ALVA Motor) Purbaja Pantja ditemui dalam peresmian ALVA Experience Center di Jalan Merdeka, Kota Bandung, Sabtu (11/11/2023). (ANTARA/Ricky Prayoga)



Ekosistem kendaraan listrik Bandung

Perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Jawa Barat, khususnya di Bandung Raya, kata President Director PT Ilectra Motor Group (ALVA Motor) Purbaja Pantja, akan ke arah positif dengan semakin banyak kendaraan ramah energi yang dioperasikan.

Terlebih, Kota Bandung memiliki potensi sebagai penggerak gaya hidup kendaraan listrik.

"Mobilitas di sini, dapat menciptakan sebuah ekosistem yang mampu menjadi solusi menyeluruh bagi para konsumen di Jawa Barat khususnya Kota Bandung," ujar dia, saat peresmian ALVA Experience Center di Jalan Merdeka, Kota Bandung, Sabtu ini.

Meskipun dari segi jalur, kondisi jalanan Kota Bandung naik turun, kata dia, kendaraan listrik telah dirancang untuk kondisi tersebut.

"Kendaraan listrik telah dirancang untuk bisa melahap tanjakan yang curam. Kemudian saat musim hujan, ada genangan tetap bisa dipakai," katanya.

Dengan kehadiran pabrikan motor listrik lokal di Kota Bandung ini, Purbaja Pantja mengatakan hal tersebut sebagai pendorong percepatan elektrifikasi, khususnya di Jawa Barat yang akan menjadikan motor listrik sebagai transportasi utama dan kegemaran.

Hal tersebut karena motor listrik yang ditawarkannya memiliki keunggulan dari desain, kinerja dengan menggunakan mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine/ICE), dan konektivitas dengan menghubungkan motor dengan ponselnya.

"My ALVA Mobile Apps memungkinkan pengendara terhubung dengan motor mereka, memberikan pengalaman berkendara futuristik dengan kontrol melalui smartphone dan pelacakan posisi motor secara real-time," ujarnya.

Motor listrik buatan Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat ini, dibanderol seharga Rp37.950.000 untuk ALVA One dan Rp43.950.000 untuk ALVA Cervo di area Jawa Barat, telah memiliki nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 40 persen sehingga terkualifikasi untuk mendapatkan program bantuan pemerintah sebesar Rp7.000.000 per pembelian.

"Dengan wacana pembangunan pabrik baterai untuk motor listrik, akan mendukung ekosistem kendaraan listrik yang harus dikembangkan. Selain itu pemerintah juga memfasilitasi melalui Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) oleh PLN," ucapnya.

Baca juga: BI sebut Jabar berpotensi yang pertama beralih ke kendaraan listrik

Baca juga: Dinas ESDM: 26 instansi Pemprov Jabar gunakan mobil listrik pada 2023

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023