Jakarta (ANTARA News) - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat (PD) terbuka kemungkinan untuk berkoalisi pada pemilihan presiden 2014 mendatang, kata pengamat politik.

Direktur Eksekutif Institute for Transformation Studies (Intrans) Saiful Haq dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, mengatakan, kecenderungan politik yang terjadi menunjukkan ada sejumlah partai yang berpotensi menang di Pemilu 2014 terbuka kemungkinan akan berkoalisi.

Saiful mengatakan PDIP dengan euforia publik atas sosok Joko Widodo diyakini akan menaikkan elektabilitas partai berlambang kepala banteng tersebut.

"Kedua, Partai Gerindra dengan sosok Prabowo Subianto sebagai Ketua Dewan Pembina juga ikut berkontribusi menaikkan elektabilitas partai tersebut," ujarnya.

Ketiga, lanjutnya, PD melalui kembalinya kontrol partai ke Majelis Tinggi dan jabatan Ketum PD dipegang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ditambah agenda konvensi capres akan menjadi terobosan baru Demokrat untuk mencari kandidat capres 2014.

"Dari kecenderungan tersebut, maka tiga partai tersebut kemungkinan besar akan saling berkoalisi," katanya.

Menurut Saiful, perolehan suara pemilu legislatif 2014 akan menjadi penentu negosiasi menuju koalisi. Perdebatan yang akan alot tentu adalah tentang partai mana yang mendapat kursi capres dan siapa yang cawapresnya.

Kendati demikian, Saiful menilai, PDIP dan Gerindra sulit untuk berkoalisi. Karena PDIP ditengarai punya pengalaman buruk dengan Gerindra dalam Pilkada DKI Jakarta. "Yaitu soal klaim Gerindra tentang kemenangan Jokowi-Ahok di DKI," katanya.

Menurut Saiful, yang paling memungkinkan Demokrat berkoalisi dengan PDIP, sementara Gerindra akan menggandeng Golkar.

Sebelumnya, penilaian kemungkinan Demokrat-PDIP akan berkoalisi juga disampaikan Jeffrie Geovanie (anggota Dewan Penasehat Center for Strategic and International Studies (CSIS) itu.

Menurut Jeffrie, kemungkinan koalisi antara Demokrat dan PDIP itu karena adanya kesamaan untuk mendorong tokoh muda maju pada Pilpres 2014 mendatang.

"Kenegarawanan Ibu Megawati dan Bapak SBY, juga kebesaran hati mereka berdua yang sama-sama tulus menyiapkan pemimpin muda di 2014 ini yang justru menjadi modalitas kedua partai tersebut berkoalisi, kita lihat saja, tidak lama lagi," ujarnya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013