Jakarta (ANTARA) - Orang tua perlu memastikan anak-anak mereka mendapatkan vaksinasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) lengkap guna mencegah pneumonia akibat bakteri Streptococcus pneumoniae atau dikenal Pneumokokus, kata Anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Soedjatmiko.

“Vaksin PCV secara spesifik mampu mematikan Pneumokokus sedangkan kalau vaksin lain itu tidak spesifik mematikan bakteri penyebab pneumonia itu,” katanya dalam acara "Peringatan Hari Pneumonia Sedunia" di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan bahwa pemerintah Indonesia terus berupaya melindungi anak dari pneumonia, sejak 2006 melalui vaksinasi PCV10, kemudian 2022 vaksinasi PCV13, dalam program imunisasi nasional yang artinya setiap balita umur dua, tiga, dan 12 bulan bisa mendapat vaksin untuk mencegah pneumonia secara gratis.

Kemajuan teknologi, menurutnya, telah menghasilkan vaksin baru PCV15 dengan perlindungan yang lebih luas karena memberikan perlindungan tambahan untuk dua serotipe yang berbahaya bagi balita dan anak.

Baca juga: Spesialis Paru: Polusi salah satu faktor risiko meningkatnya pneumonia

Jenis vaksin PCV tersebut, ujarnya, lebih unggul dibandingkan dengan PCV10 dan PCV13 yang dimiliki Indonesia sebelumnya untuk melawan 10 sampai dengan 13 serotipe.

Menurutnya, serotipe merupakan variasi yang berbeda dalam satu spesies bakteri atau virus, di mana seiring berjalan waktu bakteri Pneumokokus juga bertumbuh dan berkembang membentuk spesies-spesies baru.

“PCV15 dapat melindungi dari bahaya 15 serotipe, termasuk jenis baru 22F dan 33 FF yang ada di Indonesia,” ucapnya.

Menurutnya, sejak Juni 2023 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah resmi mengeluarkan izin untuk penggunaan vaksin PCV15 untuk diberikan rutin pada umur dua sampai dengan empat bulan, kemudian 11 sampai dengan 15 bulan, hingga pada usia 17 tahun.

“PCV15 telah teruji secara klinis aman, dan bermanfaat untuk melindungi 15 serotipe pneumokokus yang berbahaya, bagi yang ingin mendapatkan perlindungan lebih luas, tidak perlu ragu, segera meminta vaksinasi PCV15 kepada dokter atau dokter spesialis anak di layanan kesehatan swasta," katanya.

Baca juga: Polusi tinggi, Kemenkes: Kasus ISPA di Jabodetabek meningkat

Selain mencegah pneumonia, pemberian vaksinasi PCV dapat mencegah penyakit lainnya, seperti radang selaput otak atau meningitis, infeksi darah atau bakteremia dan radang telinga atau otitis yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus.

Ia mengatakan pneumonia salah satu penyakit yang bisa dicegah dan diobati, namun ironisnya angka kematian anak akibat radang paru yang mengganggu sistem pernapasan tersebut masih tinggi.

Data United Nations Children's Fund (UNICEF) pada 2022 menunjukkan satu anak meninggal akibat pneumonia setiap 43 detik di seluruh dunia, dan menjadikannya penyebab utama kematian bayi dan anak bahkan lebih banyak dari penderita AIDS, malaria, dan campak.

Di Indonesia, pneumonia penyebab 14,5 persen kematian pada bayi dan lima persen kematian pada anak usia di bawah lima tahun.

“Angka ini cukup besar mengingat saat ini rata-rata terdapat lima juta kelahiran anak dalam satu tahun di Indonesia,” kata Soedjatmiko.

Baca juga: Kemenkes imbau masyarakat jangan anggap enteng dampak polusi udara
Baca juga: Menkes sebut polusi udara penyebab utama pneumonia dan ISPA
Baca juga: Kemenkes bentuk Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Polusi

Pewarta: Cahya Sari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023