Selain itu, juga direncanakan pembatasan operasional kendaraan angkutan barang saat periode libur nanti
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan menggelar rapat koordinasi untuk meningkatkan pelayanan angkutan penyeberangan dan mengantisipasi lonjakan arus penumpang pada periode liburan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur.

"Kesiapan kami menghadapi Nataru (Natal dan Tahun Baru) yang tinggal satu setengah bulan ini adalah tentang bagaimana menyiapkan sarana dan prasarana terutama dalam bidang transportasi penyeberangan di Ketapang-Gilimanuk. Ada kemungkinan orang berwisata menyeberang ke Bali sehingga kita harus antisipasi lonjakan," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Hendro Sugiatno di Jakarta, Jumat.

Adapun, rapat koordinasi tersebut digelar di ruang rapat kantor PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) cabang Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (2/11).

"Kedua, kami harus mengevaluasi apa yang sudah kami kerjakan tahun lalu untuk meningkatkan pelayanan kita menjadi lebih baik," lanjut Hendro.

Hendro mengatakan kecepatan waktu pemberangkatan kapal harus dievaluasi sehingga pelayaran dapat dilakukan tepat waktu dan aman. Selain itu, juga harus dibuat skema layanan yang lebih padat ketika peak season.

"Kerja sama yang baik antar pemangku kepentingan harus dikerjakan, jadi ketika terjadi antrean sudah ada rekayasa lalu lintas sehingga aktivitas ekonomi masyarakat di sekitar pelabuhan tidak terganggu antrean panjang," katanya.

Ditjen Hubdat memprediksi puncak arus mudik/balik pada libur Natal dan Tahun Baru diprediksi terjadi dua sesi, yaitu puncak arus mudik sesi pertama pada 22-23 Desember 2023 dan puncak arus balik pada 26-27 Desember 2023. Sementara, puncak arus mudik kedua diprediksi pada tanggal 29-30 Desember 2023 dan arus balik pada 1-2 Januari 2024.

Sedangkan, pergerakan orang pada libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 diprediksi naik sebesar 5 persen mengacu dari realisasi angkutan Lebaran 2023. Dengan demikian, penumpang diperkirakan mencapai 904.496 orang, roda dua 52.755 unit, roda empat 98.267 unit, bus 12.157 unit, dan truk 55.569 unit.

"Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan antrean kendaraan akan disiapkan kantong parkir, buffer zone untuk kendaraan penumpang, truk dan terminal kargo. Selain itu, juga direncanakan pembatasan operasional kendaraan angkutan barang saat periode libur nanti," ucap Hendro.

Di samping itu, untuk alternatif kendaraan truk yang akan menyeberang ke Gilimanuk disiapkan Dermaga Bulusan yang rencananya khusus untuk long distance ferry (LDF).

Adapun, kesiapan sarana dan prasarana Lintas Ketapang-Gilimanuk meliputi 49 unit kapal siap operasi dan tujuh pasang dermaga meliputi Pelabuhan Ketapang tiga movable bridge (MB), satu ponton, dan tiga Plengsengan dan Pelabuhan Gilimanuk tiga MB, satu ponton, dan tiga Plengsengan.

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi menuturkan ke depan layanan angkutan penyeberangan akan terus ditingkatkan terutama dalam hal ticketing.

"Kami sedang proses bekerja sama dengan salah satu platform untuk pembelian tiket sehingga ke depan kemungkinan tiket bisa dipesan tidak hanya melalui Ferizy. Selain itu, akan dikembangkan juga sistem pemesanan tiket yang nantinya dilakukan berdasarkan radius jarak," ungkap Ira.

Dalam hal pengoperasian Dermaga Bulusan, Ira mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan sebagai upaya peningkatan kapasitas, di mana Dermaga Bulusan diproyeksikan dapat menampung 300 kendaraan.

Baca juga: Satlantas alihkan arus lalin atasi kemacetan di Pelabuhan Ketapang
Baca juga: Layanan di Ketapang-Gilimanuk difokuskan kendaraan kecil-truk sembako

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023