Makassar (ANTARA) - Musibah kebakaran di Kota Makassar meningkat cukup tajam bahkan terjadi hampir tiap hari di masa kekeringan ekstrem hingga berdampak pada suplai listrik berkurang drastis dan harus dilakukan pemadaman bergilir setiap harinya yang diduga berimplikasi memicu korsleting saat listrik mulai dinyalakan.

"Memang semua bahan pada kering jadi mudah terbakar. Terjadinya kebakaran karena tiga unsur, pertama panas, kedua bahan yang mudah terbakar, ketiga oksigen di atas 15 persen. Di saat ini sangat berpotensi (terjadi kebakaran)," kata Kepala Dinas Kebakaran Makassar Muhammad Hasanuddin, Kamis.

Ketika ditanyakan apakah kini dapat dikategorikan darurat kebakaran, dia menampik hal itu sebab petugas selalu siap bekerja, karena itu sudah merupakan tugasnya.

"Kebakaran suatu musibah bukan unsur kesengajaan. Hampir semua daerah yang terkena dampak kemarau berkepanjangan (El Nino) mengalami hal demikian (kekeringan)," ujarnya.

Baca juga: Polisi selidiki penyebab belasan rumah terbakar di Makassar

Baca juga: Enam unit rumah di Makassar hangus terbakar


Dari data Damkar Kota Makassar per 30 Oktober 2023, jumlah kasus kejadian sepanjang Januari-Oktober 2023 tercatat sebanyak 340 kejadian. Peristiwa kebakaran paling tinggi terjadi pada September sebanyak 85 kasus disusul Oktober 82 kasus, Agustus 54 kasus, Juni 19 kasus, selebihnya belasan kasus.

Penyebab kejadian didominasi dugaan arus pendek atau korsleting sebanyak 102 kasus, kebocoran tabung gas 11 kasus, kompor tujuh kasus, dan lilin dua kasus. Untuk kasus sampah dan ilalang yang terbakar sebanyak 154 kasus.

Dampaknya mengakibatkan sebanyak 167 unit rumah, 46 unit kios/toko, 27 unit industri dan 16 gudang, serta 11 unit kendaraan ludes terbakar. Jumlah korban terdampak sebanyak 568 jiwa, dengan 232 Kepala Keluarga dan 20 orang terluka dan luas areal terbakar 21.310 meter persegi dengan nilai kerugian materiil ditaksir senilai Rp19,1 miliar lebih.

Sebelumnya, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto turut merespon kebijakan pemadaman bergilir oleh PLN di saat musim kekeringan hingga terjadi insiden kebakaran di SMP Negeri 8 diduga karena korsleting listrik pada kipas angin yang tidak dimatikan saat mati lampu dan baru menyala saat siswa dan guru tidak berada di sekolah setempat.

Dari informasi diperoleh dan rekaman CCTV merekam detik-detik kipas angin di sekolah itu menyala lalu muncul percikan api kemudian tidak beberapa lama api membesar dan membakar sekolah itu di Jalan Batua Raya Makassar.

"Saya kira jalan keluarnya adalah PLN harus punya tanggung jawab sosial. Kita tidak mengerti soal naik tegangan atau turun, siapa yang tahu. Kadang-kadang tegangan turun, barang-barang rusak. Pihak PLN mesti memberi pencerdasan kepada masyarakat kalau perlu bantu mendiagnosa kabel yang sudah rawan," katanya.

Untuk itu, pria akrab disapa Danny Pomanto itu menekankan agar pihak PLN harus berimbang, selain pemadaman bergilir diperlukan juga edukasi kepada masyarakat. Dan paling penting apa kompensasi didapatkan oleh kebijakan pemadaman listrik bergilir ini, jangan sampai masyarakat malah membayar lebih karena tegangan naik dan turun saat dinyalakan.*

Baca juga: Damkar Makassar sebut 68 persen kebakaran karena arus pendek listrik

Baca juga: Hadapi El Nino, BMKG Makassar minta warga waspada kebakaran hutan

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023