Jakarta, 13 Juli 2006 (ANTARA) - Sebagai negara yang memiliki populasi kelelawar cukup tinggi, baik di sekitar kawasan berhutan, goa di perbukitan dan pantai maupun di dekat permukiman, dihimbau bagi masyarakat yang melakukan aktivitas berhubungan dengan kelelawar agar berhati-hati dan waspada. Peristiwa manusia yang terjangkit rabies karena gigitan kelelawar sudah terjadi di Houston, Amerika Serikat. Sebagaimana diberitakan harian Houston Chronicle yang beberapa hari terakhir ini memberitakan tentang Zach Jones, seorang remaja pelajar kelas 1 sekolah menengah atas yang kepalanya digigit kelelawar pada saat tidur di kamarnya dengan jendela terbuka. Sebulan kemudian dia menunjukkan gejala terjangkit rabies. Zach Jones sempat dirawat di Children Memorial Hospital dan diberikan pengobatan seperti yang pernah diberikan kepada Jeanna Giese yang pada tahun 2004 di Wisconsin, juga digigit kelelawar dan terjangkit rabies. Tidak seperti Jeanna Giese yang bisa diselamatkan dan disembuhkan dengan pengobatan, Zach Jones tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia. Gejala rabies biasanya muncul antara satu sampai tiga bulan kemudian setelah kontak, dengan tanda-tanda: cepat tersinggung, pusing, demam dan rasa gatal atau sakit di tempat bekas gigitan. Virus rabies dapat ditularkan melalui air liur, minum dari gelas/botol yang sama atau mengunakan peralatan makan yang sama. Hingga saat ini cara pengobatan untuk rabies kelelawar belum ditemukan. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Achmad Fauzi, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan, Telp: (021)-5705099, Fax: (021)-5738732 (T.UM001/B/W001/W001) 13-07-2006 12:10:44

Copyright © ANTARA 2006