Banjarmasin (ANTARA News) - Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) di Kota Banjarmasin hingga saat ini masih menyatahan bahan bakar jenis premium atau lebih dikenal dengan istilah bensin masih kosong atau kehabisan stok. Seperti pada SPBU yang terletak Jalan A Yani Km 6 dan Km 5,5 serta di Jalan Taman Sari/Jalan Pulau Laut dan kawasan Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin sampai saat ini masih menempelkan tulisan "bensin habis", demikian dilaporkan, Rabu. Keadaan serupa nampaknya juga dialami sejumlah SPBU di daerah Hulusungai atau "Banua Enam" Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), seperti di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) dan sekitarnya. Informasi yang diperoleh ANTARA Banjarmasin, sejumlah SPBU di kawasan Barabai, ibukota HST, sudah hampir satu bulan belakangan ini tak mendapat pasokan secara normal sehingga sering kehabisan dan seakan menjadi rebutan pengguna BBM itu. Beberapa warga habis mudik dari Hulusungai mengaku, saat mau pulang ke Banjarmasin cukup sulit mendapatkan bensin di SPBU kawasan "Banua Enam" karena hanya sebentar buka disebabkan kehabisan persediaan mereka. "Kalaupun ada SPBU yang buka, antreannya luar biasa, terkadang panjangnya sempai satu kilometer, sementara harga diluaran per liter berkisar antara Rp5.000 - Rp6.000," tambah sejumlah sopir taksi angkutan penumpang umum jurusan Banjarmasin - Barabai. Hal tersebut diakui salah seorang petugas SPBU, pasokan minyak khususnya premium belakangan ini kurang lancar, karenanya beberapa SPBU di Banjarmasin masih menunggu kedatangan mobil tanki pensuplai agar bisa melayani masyarakat seperti biasanya. Ketika ditanya penyebab kekuranglancaran pasokan BBM tersebut, dia menyatakan tak mengetahui secara pasti, apakah disebabkan angkutan yang terkendalai alur Sungai Barito atau karena faktor lain. Warga Banjarmasin yang umumnya pengguna kendaraan bermotor mulai khawatir atas kekosongan bahan bakar minyak (BBM) jenis premiun yang harganya Rp.4.500 karena jika harus berganti pertamax, sehingga mereka harus "merogoh" kocek lebih besar yaitu Rp.6.000, per liter. Tentunya dengan kekosongan premium di SPBU, mendatangkan keuntungan besar para pengecer/pedagang kaki lima (pkl) yang marak di ibukota Kalsel itu, walaupun mereka tidak menaikkan harga yang cukup jauh dari harga resm yaitu Rp.5.000,/liter, ujar beberapa warga.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006