Palembang, (ANTARA News) - Berdasarkan pemantauan melalui satelit modis terra-aqua pada Juni 2006 jumlah hot spot (titik api) di Riau mencapai 221 atau tertinggi di Pulau Sumatra. Sementara Sumsel sendiri berada di posisi ke lima sebanyak 55 hot spot yang tersebar di sejumlah kabupaten, kata Kepala Dinas Kehutanan Sumsel, Dodi Supriadi pada rapat pengendalian hutan dan lahan di Palembang, Selasa. Urutan kedua setelah Riau adalah Sumbar sebanyak 87 hot spot, Jambi 67, Sumut 58, Sumsel 55, Bengkulu 29, Lampung 18, Aceh 12, Bangka-Belitung tiga dan yang paling rendah Kepulauan Riau hanya dua hot spot. Sedangkan khusus di Sumsel sebanyak 55 hot spot itu yang paling tinggi di kabupaten Muara Enim 11 titik api dan terrendah di kabupaten Ogan Komering Ilir hanya satu hot spot, katanya. Lebih lanjut ia mengatakan, meskipun demikian masih tergolong sedikit, namun ada kecendrungan peningkatan jumlah hot spot tersebut dari waktu ke waktu. Peningkatan drastis terjadi pada Juli-Agustus dan mencapai puncaknya pada September hingga pertengahan Oktober, kata Dodi. Upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Sumsel telah dilaksanakan bersama dengan Uni Eropa melalui berbagai program dan pola pendekatan antara lain pelatihan dan penyuluhan, serta community development pada desa binaan di tiga kabupaten masing-masing Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir dan Banyuasin. Selain itu, membentuk regu pemadaman kebakaran dan masyarakat desa melalui pelatihan dan pemberian fasilitas peralatan kebakaran, tambahnya. Rapat pengendalian hutan dan lahan itu diikuti sekitar 150 peserta dan dihadiri Gubernur Syahrial Oesman, bupati/walikota se-Sumsel serta anggota DPRD setempat.(*)

Copyright © ANTARA 2006