Jakarta (ANTARA News) - Indonesia Maritime Institute (IMI) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPN "Veteran” Jakarta dan TNI Angkatan Laut menyosialisasikan semangat maritim di dunia pendidikan.

Sosialisasi program "IMI Goes To Campus" diisi Seminar Nasional yang bertema “Strategi Membangun Perbatasan Maritim Indonesia”, di kampus UPN Jakarta, Senin.

Tampak hadir narasumber antara lain Dr Ir Supartono, MM, Kepala Dinas Pendidikan TNI AL (Keynote Speech mewakili KSAL), Prof Hasjim Djalal, MA (Pakar Hukum Laut Internasional), Lily Tjahjandari, PhD (Pakar Budaya Maritim), Yugolastarob K, MSi (Dosen UPN “Veteran” Jakarta).

Keterangan tertulis Humas IMI menyebutkan, acara itu dibuka oleh Wakil Rektor 1 UPN Jakarta Dr Ir Halim Mahfud, MSc yang mengharapkan kerjasamadalam bidang akademik dapat dilaksanakan demi mendukung salah satu fokus Studi Strategis atau Studi Pertahanan dan Keamanan.

Dalam seminar yang dimoderatori Dra Nurmasari Situmeang, MSi (Dosen UPN Jakarta) tersebut bahwa Dr Ir Supartono, M.M, yang mewakili KSAL menyampaikan bahwa TNI AL memiliki 12 strategi pokok dalam pengamanan perbatasan dan pulau terluar.

Strategi itu yakni Operasi Siaga Tempur Laut; Patroli Keamanan Laut; Operasi Pengamanan Perbatasan; Survei Hidrografi dan Oseanografi; Ekspedisi Kesra Nusantara; Operasi Bakti TNI AL; Pasar Berjalan/Mobile Market; Kapal Pintar; Delimitasi Batas Maritim; Sinkronisasi Penyusunan RT/RW Pertahanan; Peningkatan Kesadaran Lingkungan Maritim; Gagasan Pembentukan Pusat Informasi Maritim”.

Prof Hasjim Djalal sebagai pembicara pertama menyampaikan, bahwa hingga sekarang mahasiswa jarang mengetahui bahwa dalam pengelolaan batas laut bukan hanya sebatas ZEE dan tarikan 12 mil laut. "Tapi dalam  batas laut Indonesia yang masih harus memikirkan bagaimana perairan pedalaman, landas Kontinen dan lainnya," katanya.

Sementara itu Lily Tjahjandari mengatakan, terdapat sebuah teori bahwa kebudayaan suatu bangsa terkadang tidak disadari oleh masyarakatnya itu sendiri, oleh karena itu terkait budaya maritim bangsa, sehingga masyrakat perlu diberikan sebuah kesadaran tentang kemaritiman.

Narasumber lain Yugolastarob K menyampaikan dimensi logika kekuatan dalam keamanan laut Indonesia. Kita sebagai bangsa maritim dalam aspek pertahanan belum menyadari pentingnya mengembangkan pertahanan laut untuk menjaga kedaulatan.

Program ini ditutup Dekan FISIP UPN Jakarta, Dr Fredy BL Tobing yang mengharapkan seminar tersebut agar dapat memberi tambahan wawasan bagi mahasiswa UPN serta peserta-peserta lainnya.

Dr Y Paonganan (Direktur Eskekutif IMI) mngharapkan dalam seminar itu agar Indonesia ke depan harus kembali menjadi bangsa maritim yang tangguh, karena jejak tersebut harus dimulai dari sekarang.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013