Washington (ANTARA News) - Peretas menggegerkan pasar keuangan Amerika Serikat setelah mengambil alih akun Twitter Kantor Berita Prancis Associated Press (AP) dan mengirim berita palsu tentang ledakan di Gedung Putih, Rabu.

Sang "hacker" mengirim kicauan atau "tweet" melalui akun resmi @AP berisi insiden dua ledakan di Gedung Putih hingga melukai Presiden Barack Obama.

Juru bicara AP, Paul Colford dengan segera mengonfirmasi "tweet" tersebut sebagai kebohongan.

Senada dengan Colford, juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan bahwa Presiden Obama dalam keadaan baik. Pernyataan itu keluar beberapa menit setelah kicauan palsu itu diposting pada pukul 13.00 waktu setempat.

Akan tetapi, tiga menit setelah kicauan itu terbit, pasar keuangan di AS mengalami kekacauan.

Badan Intelijen Federal (FBI) serta Komisi Sekuritas dan Saham (SEC) AS menyatakan masih terus melakukan penyelidikan mengenai insiden tersebut.

Juru bicara FBI Jenny Shearer tidak menjelaskan lebih lanjut selain mengkonfirmasi proses investigasi.

Sedangkan Komisioner SEC, Daniel Gallagher mengatakan kepada Reuters bahwa "tweet" palsu itu memberi dampak nyata terhadap pasar.

"Saya tidak bisa menerangkannya lebih lanjut. Hal yang jelas adalah dampak kicauan itu cukup berpengaruh," kata dia.

Sebuah kelompok bernama Angkatan Perang Elektronik Suriah mengklaim bertanggungjawab atas peretasan akun Twitter milik AP tersebut.

Sebelumnya, kelompok tersebut sempat melakukan serangan ke sejumlah akun berbagai media seperti National Public Radio, BBC, acara CBS` "60 Minutes dan Berita Reuters.

Twitter menolak berkomentar mengenai penyalahgunaan akun tersebut. Mereka menyatakan tidak akan memberikan komentar dengan alasan privasi dan keamanan.

Ratusan juta penduduk dunia telah memiliki akun Twitter sehingga membuatnya menjadi salah satu situs jejaring sosial terpopuler di dunia dalam beberapa tahun terakhir.

Stewart Baker, pengacara dunia maya dari Steptoe & Johnson di Washington, mengatakan banyak kemungkinan yang menyebabkan bobolnya akun milik AP.

"AP seharusnya memiliki kombinasi kata kunci atau password yang baik. Di sisi lain seharusnya Twitter memperbaiki sistem keamanannya," kata dia.

Associated Press memiliki akun @AP dan @AP_mobile yang kini diblokir setelah diserang peretas.

"Hacker" diperkirakan mencuri "password" dari jurnalis AP yang ceroboh saat online, demikian Reuters.
(ANT)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013