Denpasar (ANTARA News) - Dalam kurun waktu tiga tahun sudah 40 orang Indonesia meninggal karena terjankit flu burung. "Dalam rentang waktu tersebut menimbulkan kepanikan bagi masyarakat Indonesia, karena penyakit itu merupakan penyakit berbahaya dan mengancam kesehatan manusia," kata Kepala Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat, Dra Sri Wuryatmi MM, di Denpasar, Kamis. Di sela-sela Forum Dialog pencegahan dan Pemberantasan Flu Burung, Wuryatmi mengatakan, berdasarkan penelitian Departemen Kesehatan dan WHO, kasus flu burung di tanah air belakangan ini, penularannya masih sebatas dari hewan ke manusia. Untuk itu dalam upaya pencegahan, pengendalian dan pemberantasan flu burung, pemerintah secara terus menerus mensosialisasikan kebijakan dan strategi penanggulangan Avian Influenza dengan mengutamakan pencegahan dengan biosekuriti, vaksinasi dan depopulasi. "Kebijakan ini diambil dengan alasan penyebaran yang sudah meluas, perjalanan wabah yang tidak mudah dikendalikan dan situasi perternakan unggas yang semakin banyak," katanya. Ia mengatakan, pihaknya mengadakan sosialisasi tentang pencegahannya ke seluruh masyarakat guna mengantisipasi meluasnya wabah flu burung. "Sosialisasi tidak cukup hanya dengan dialog, kita juga membuat VCD yang siap ditayangkan melalui televisi dan radio," ujarnya. Beberapa negara di Asia menjadi pandemi flu burung meliputi, Korea Selatan, Vietnam, Thailand, Kamboja, Hongkong, Laos, RRC, Pakistan dan Indonesia. "Hampir seluruh kejadian tersebut disebabkan oleh virus flu burung subtipe H5N1 kecuali Pakistan ditemukan subtipe H7," paparnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006