Jakarta (ANTARA) - Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) Dimas Syailendra mengatakan Indonesia perlu upaya pencegahan yang mengedepankan prinsip kesadaran risiko melalui pendekatan pengurangan bahaya tembakau supaya lebih efektif dalam menekan prevalensi perokok.

Salah satu cara yang bisa ditempuh, menurut Dimas dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa,  adalah dengan memaksimalkan produk tembakau alternatif yang telah terbukti secara kajian ilmiah memiliki risiko yang lebih rendah.

“Ada berbagai upaya menurunkan jumlah perokok, seperti berhenti merokok atau menggunakan produk tembakau alternatif. Pemerintah Indonesia dapat merujuk keberhasilan beberapa negara maju seperti Inggris, Jepang, dan Swedia yang memaksimalkan produk tersebut untuk membantu perokok beralih dari kebiasaannya,” kata Dimas.

Baca juga: Tembakau alternatif bisa jadi solusi masalah rokok di Indonesia

Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik atau vape, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, dapat menjadi opsi bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaannya. Dimas menyatakan bahwa produk tersebut memiliki risiko 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.

Fakta profil risiko produk tembakau alternatif lebih rendah tersebut dibuktikan oleh kajian ilmiah Public Health England, yang saat ini dikenal sebagai UK Health Security Agency, divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, pada tahun 2018 dengan judul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products.”

Dengan pemanfaatan produk tembakau alternatif, jumlah perokok di Inggris mencapai 13,3 persen atau setara 6,6 juta jiwa pada tahun 2021. Angka itu mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai 14 persen.

Selain itu, pada tahun 2022, prevalensi merokok di Swedia turun menjadi sekitar 5,6 persen dari total populasi. Saat ini, Swedia menjadi negara dengan tingkat prevalensi merokok paling rendah di Uni Eropa, bahkan salah satu yang terendah di dunia.

Baca juga: Benarkah merokok elektrik bisa turunkan gairah seksual?     

Sebagai langkah awal dalam pemanfaatan produk tembakau alternatif, Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (AKVINDO) Paido Siahaan mengatakan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait seperti seperti kementerian/lembaga, perguruan tinggi, akademisi, pelaku usaha, dan komunitas perlu memberikan edukasi bagi masyarakat, khususnya perokok dewasa, mengenai informasi yang akurat tentang produk tersebut.

Informasi tersebut bisa memperkuat kepercayaan bagi perokok dewasa untuk beralih ke produk rendah risiko itu.

Edukasi tentang produk tembakau alternatif yang optimal, lanjut Paido, juga dapat membantu masyarakat dalam upaya mengurangi risiko kesehatan. Selain itu, edukasi juga bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan terutama pada non-perokok, remaja dan anak-anak di bawah umur, serta ibu hamil.

“Kolaborasi aktif antara pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terkait edukasi produk tembakau alternatif akan memastikan informasinya akurat dan dapat dipercaya. Ke depan, kita berharap bisa melakukan riset dan survei, diskusi publik, dan berpartisipasi dalam program-program edukasi yang diselenggarakan oleh pemerintah secara lebih masif,” Paido menjelaskan.

Baca juga: Dokter: Rokok berdampak negatif pada kemampuan jantung saat olahraga

Baca juga: Perjuangan Berthie 17 tahun hidup dengan satu paru akibat rokok

Baca juga: LPAI minta ada regulasi turunan UU Kesehatan lindungi anak dari rokok

Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023