Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo di hadapan wisudawan program sarjana Universitas Perwira Purbalingga (Unperba), Jawa Tengah, meminta mereka jangan cepat puas atas pencapaian-pencapaiannya.

Bamsoet, panggilan populer Bambang Soesatyo, mencontohkan dia terus berkuliah meskipun saat ini dia telah menyandang gelar doktor Ilmu Hukum dari Universitas Padjajaran.

“Saat ini walaupun saya sudah berhasil meraih doktor Ilmu Hukum dari Universitas Padjajaran (Unpad) dan S1 Hukum, tetapi saya tetap belajar dan kuliah S2 Ilmu Hukum lagi agar dapat meraih magister hukum. Mengapa? Karena saya ingin keilmuwan hukum saya linier dari S1 hingga S3, mengingat S1 dan S2 saya sebelumnya adalah ekonomi,” kata Bamsoet sebagaimana keterangan diterima di Jakarta, Jumat.

Oleh karena itu, Bamsoet saat menghadiri acara wisuda di Universitas Purbalingga, Kamis (14/9), mendorong para wisudawan untuk tidak berhenti pada jenjang sarjana, tetapi lanjut sampai magister dan doktor.

Dalam acara yang sama, Bambang Soesatyo juga memuji banyak wisudawan Universitas Purbalingga yang telah memiliki usaha dan bekerja sebelum mereka lulus.

Dari 96 wisudawan angkatan pertama Unperba yang diwisuda minggu ini, 53 di antaranya sudah memiliki pekerjaan.

Sementara, 21 wisudawan lainnya telah memiliki usaha rintisan (startup) yang omzetnya minimal Rp5 juta per bulan.

“Bagi wisudawan yang belum bekerja jangan berkecil hati apalagi berpikir akan susah mendapatkan pekerjaan, karena lulusan sarjana dari kampus yang baru berdiri serta belum terkenal. Selama kita memiliki kemauan dan kemampuan, persaingan di dunia kerja akan mampu kita hadapi,” kata Bamsoet.

Terkait itu, dia mencontohkan pengalaman hidupnya saat pertama masuk dunia kerja 40 tahun yang lalu selepas meraih gelar sarjana ekonomi dari Universitas Jayabaya.

Dia bercerita saat itu pilihan kariernya jatuh di dunia jurnalistik, sebagai wartawan. Bamsoet menyatakan dia banyak bertemu pemimpin-pemimpin dan tokoh penting, antara lain Aburizal Bakrie, Akbar Tandjung, Agung Laksono, Siswono Yudohusodo, dan Fadel Muhammad.

Bamsoet mengaku mendapatkan banyak pelajaran hidup dari tokoh-tokoh yang dia temui saat menyandang status sebagai wartawan, terutama dalam memulai usaha dan berkarier di politik.

“Pada 1987 Harian Prioritas tempat saya bekerja ditutup oleh pemerintah. Naluri bisnis saya pun tergelitik, dengan memberanikan diri mendirikan majalah Info Bisnis. Saat itu diperlukan deposit sekitar Rp1 miliar yang tidak boleh dipakai selama 1 tahun penerbitan sebagai syarat mendirikan media massa. Saya pun menghubungi para pengusaha yang pernah menjadi narasumber, antara lain Pak Aburizal Bakrie, Pak Agung Laksono, dan Pak Fadel Muhammad, untuk mendapatkan modal pendirian majalah Info Bisnis. Alhamdulillah mereka mau membantu sebagai personal guarantee memperoleh pinjaman modal yang dibutuhkan dari bank," kata Bamsoet.
Kemudian, dia bercerita karier politiknya bermula dari pertemuan dia dengan para pengusaha yang juga anggota Golkar.

"Kegagalan (maju sebagai calon anggota legislatif) pada berbagai pemilihan umum tidak membuat saya putus asa. Justru dari kegagalan itulah, saya kemudian memiliki waktu untuk mengembangkan berbagai usaha. Begitu juga dengan para wisudawan Unperba hari ini. Jika kalian optimis akan sukses seperti yang dibayangkan, maka suatu saat impian tersebut akan terwujud dan kalian akan menjadi orang yang sukses. Jangan pernah putus asa dan terus berusaha keras meraih impian," kata Ketua MPR RI.
Baca juga: Bamsoet ajak masyarakat hindari politik identitas
Baca juga: Bamsoet: Koalisi di Indonesia bisa berubah tergantung cuaca politik
Baca juga: Bamsoet sebut buku-bukunya adalah kegalauan yang disuarakan

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023