“Pengolahan sampah menjadi energi listrik harus dipercepat supaya solusi mengenai sampah dan energi terbarukan, keduanya bisa difasilitasi.” Kata Bambang Brodjonegoro kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Energi listrik berbasis sampah menurut Bambang diperlukan bukan hanya untuk menyelesaikan masalah energi dengan menciptakan energi terbarukan, tetapi yang penting menyelesaikan persoalan sampah.
Menteri Riset dan Teknologi Indonesia 2019–2021 itu juga mengungkapkan bahwa permasalahan sampah adalah bahaya laten yang menghantui masa depan tata kelola lingkungan negeri ini, khususnya tatanan sosial kemasyarakatan serta kualitas kesehatan masyarakat.
Dia juga menghimbau bahwa kota-kota besar di Indonesia bisa mengganti pengolahan sampah cara tradisional, khususnya untuk kepala-kepala daerah harus mulai mengadaptasi berbagai pilihan teknologi, salah satunya Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL).
PSEL merupakan proyek strategis nasional sesuai sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
Sementara itu Bambang mengatakan PSEL merupakan bagian dari implementasi sirkuler ekonomi, yang bisa mencapai beberapa tujuan seperti untuk kebersihan lingkungan, pemanfaatan material sisa untuk penyediaan energi, dan pengurangan konsumsi bahan bakar fosil.
Menurut dia, PSEL dapat memusnahkan sampah secara signifikan, menghasilkan listrik, dan dapat membantu kepala daerah menuntaskan permasalahan tersebut.
Mantan Kepala Bappenas itu mencontohkan pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik telah dilakukan pemerintah Kota Tangerang dengan pihak swasta sehingga bisa dijadikan contoh bagi daerah lain.
Baca juga: Perusahaan di Jakut bangun fasilitas olah sampah jadi energi listrik
Baca juga: KLHK: Surabaya kota percontohan pengolahan sampah jadi listrik
Pewarta: Alexander Arie Wauran
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023
