Kalau skema yang diambil ada dua harga BBM bersubsidi, yaitu mobil pribadi harus membeli BBM bersubsidi dengan harga lebih mahal, kemungkinan kredit sepeda motor akan bertambah sementara kredit mobil berkurang."
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan berimbas pada penyaluran kredit konsumer, terutama kredit kendaraan bermotor.

"Dari pengalaman sebelumnya, kenaikan harga BBM akan mengurangi keinginan masyarakat dalam membeli kendaraan bermotor," kata Jahja Setiaatmadja saat pemaparan kinerja triwulan I 2013 di Jakarta, Senin.

Namun, Jahja mengatakan, di sisi lain, kenaikan harga transportasi umum akibat kenaikan harga BBM juga membuat masyarakat terpikir untuk membeli kendaraan bermotor secara kredit.

Jahja menyatakan masih belum bisa memperkirakan kenaikan atau penurunan kredit kendaraan bermotor kalau belum ada keputusan resmi dari pemerintah terkait kenaikan harga BBM bersubsidi.

"Kalau skema yang diambil ada dua harga BBM bersubsidi, yaitu mobil pribadi harus membeli BBM bersubsidi dengan harga lebih mahal, kemungkinan kredit sepeda motor akan bertambah sementara kredit mobil berkurang," tuturnya.

Namun, apabila pemerintah mengambil kebijakan skema satu harga dan memutuskan seluruh BBM bersubsidi mengalami kenaikan harga, maka biaya untuk transportasi transportasi umum dan sepeda motor juga akan mengalami kenaikan.

Akibatnya, masyarakat kemungkinan akan berpikir ulang untuk kredit sepeda motor karena tetap memperhitungkan biaya operasional dan bensin sepeda motor tersebut.

"Namun, kami sendiri masih belum bisa memastikan sejauh mana unsur harga BBM memengaruhi keputusan masyarakat untuk membeli sepeda motor," ujarnya.

Dalam paparan kinerja triwulan I 2013, BCA berhasil membukukan portofolio kredit pada Triwulan I 2013 sebesar Rp265 triliun atau meningkat 26,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp209,2 triliun.

Kredit komersial dan UKM tumbuh 30,2 persen menjadi Rp105,7 triliun. Sedangkan kredit konsumer yang ditopang kinerja Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) meningkat 34,4 persen menjadi Rp71,7 triliun.

KPR naik 43,1 persen atau Rp13,2 triliun menjadi Rp43,7 triliun, sedangkan KKB tumbuh 21,4 persen menjadi Rp21,7 triliun dari Rp43,7 triliun pada triwulan I tahun lalu.

Sementara itu, kredit korporasi juga mengalami pertumbuhan 17,2 persen menjadi Rp87,6 triliun pada akhir Maret 2013 yang didukung dengan permintaan tinggi pada segmen transportasi dan logistik, pembangkit listrik serta distributor, retailer dan toko serba ada. (D018)

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013