misalnya dengan mempercepat pembangunan infrastruktur pengisian listrik, sehingga masyarakat tidak ragu menggunakan kendaraan listrik
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menekankan perlunya kolaborasi semua pemangku kepentingan untuk mempercepat pengembangan ekosistem dan adopsi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) agar masyarakat tidak ragu untuk beralih ke kendaraan listrik.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan pandangan masyarakat terhadap penggunaan kendaraan listrik merupakan salah satu tantangan dalam upaya adopsi kendaraan listrik. Padahal, adopsi massal kendaraan listrik merupakan langkah yang juga dijalankan di negara-negara lain untuk mengembangkan ekosistemnya.

“Tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat perubahan perilaku masyarakat, dari semula terbiasa menggunakan kendaraan yang menggunakan BBM dengan infrastruktur yang sudah banyak tersedia menjadi memakai kendaraan listrik," kata Febri dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Karenanya, lanjut dia, perlu kolaborasi antara pemangku kepentingan untuk mempercepat pengembangan ekosistem EV, misalnya dengan mempercepat pembangunan infrastruktur pengisian listrik, sehingga masyarakat tidak ragu lagi untuk menggunakan kendaraan listrik.

Pemerintah menargetkan pada tahun 2030, produksi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dapat mencapai 600 ribu unit untuk roda empat atau lebih, serta 2,45 juta unit untuk roda dua.

Baca juga: Kemenperin jalankan program akselerasi kendaraan listrik hingga 2040

Baca juga: Kemenperin: Transformasi ke EV berpotensi alihkan subsidi BBM


Akselerasi pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air didorong oleh komitmen Indonesia untuk berperan aktif dalam dalam upaya mitigasi emisi global, antisipasi adanya perubahan iklim, dan komitmen mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060.

Target tersebut dapat terwujud dengan ekosistem kendaraan listrik yang semakin berkembang, melibatkan para pemangku kepentingan yang meliputi industri otomotif, produsen baterai dan konsumen.

“Kemenperin optimistis bahwa penggunaan kendaraan listrik untuk menggantikan kendaraan berbahan bakar fosil akan mampu mengurangi emisi CO2,” imbuh Febri.

Untuk mengakselerasi adopsi kendaraan listrik, pemerintah telah menjalankan sejumlah program di antaranya bantuan pembelian KBLBB roda dua, subsidi pembelian KBLBB roda empat, serta program-program untuk mendukung industri yang mendedikasikan pengembangan dan perluasan fasilitas produksi EV di Indonesia.

Pengembangan ekosistem kendaraan listrik akan mendorong inovasi-inovasi teknologi dari perusahaan industri EV untuk menghasilkan produk-produk yang paling sesuai dengan kebutuhan pasar di Indonesia maupun pasar ekspor.

Program peningkatan penggunaan kendaraan listrik perlu didukung dengan bauran kebijakan lainnya untuk mewujudkan komitmen Net Zero Emission tahun 2060.

“Penyediaan sumber energi yang bersih dan menghasilkan EBT merupakan upaya bersama bangsa Indonesia. Langkah-langkah untuk mewujudkan circular economy juga harus diambil, misalnya komitmen untuk memaksimalkan penggunaan kembali material-material yang digunakan untuk memproduksi kendaraan listrik,” imbuh Febri.

Baca juga: Kemenperin: Sertifikasi Uji Tipe kendaraan listrik meningkat

Baca juga: Menperin meminta Politeknik STMI Jakarta ikut kembangkan ekosistem EV


 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023