Tanjung Selor (ANTARA) - Wakil Gubernur Kalimantan Utara Yansen TP mengakui tari semajau sudah sangat populer di Kalimantan Utara, maka perlu didokumentasikan dengan baik karena tidak banyak orang yang tahu tarian ini berasal dari Dayak Tahol.

“Semajau ini berasal dari Tahol, maka saya minta tarian ini dapat didokumentasikan dengan sebaik-baiknya,” ujar Yansen TP di Tanjung Selor, Kamis.

Menurut Yansen TP, tari semajau boleh dibawakan oleh masyarakat selain Dayak Tahol. Tetapi, yang terpenting, masyarakat Dayak Tahol harus tetap menjaga keaslian tarian ini sebagai salah satu entitas dari ribuan kesenian masyarakat di Indonesia.

“Ribuan budaya yang ada di bumi Indonesia, harapan kita ciri khas masing-masing kesenian harus tetap terpelihara,” tutur Yansen TP.

Baca juga: Pemkab Magetan tetapkan Tari Jalak Lawu sebagai tarian khas daerah

Salah satu kekayaan bangsa Indonesia adalah kesenian tari. Di Kalimantan Utara, terdapat ragam tari-tarian daerah daerah baik pesisir, pedalaman, maupun kreasi dari tiga suku besar di provinsi tersebut, yaitu Suku Bulungan, Suku Dayak, dan Suku Tidung.

Tari semajau adalah salah satu tarian yang paling populer di Kalimantan Utara, berasal dari rumpun Murut, yaitu Dayak Tahol yang mendiami wilayah Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Rumpun Murut adalah sub suku dayak yang mencakup Dayak Tahol, Dayak Abai, Dayak Agabag, Dayak Okolod, dan Dayak Berusu.

Semajau banyak ditampilkan pada pesta-pesta kesenian masyarakat Suku Bulungan, Suku Tidung, dan Suku Dayak.

Tari semajau adalah kesenian asli Dayak Tahol yang mendiami wilayah Kabupaten Malinau. Semajau berasal dari kata semayau - bahasa Dayak Tahol - yang berarti terbang, melayang menyerupai burung.

“Asal tarian semajau dari Dayak Tahol, dari kata atau bahasa Dayak Tahol - Semayau - yang berarti melayang,” kata Ketua Lembaga Adat Dayak Tahol Kabupaten Nunukan Kalvianus Kilip di Malinau.

Saat pembukaan Musyawarah Besar dan Ilau Ke-V Dayak Tahol di Balai Adat Desa Salap, Kecamatan Malinau Utara, Kabupaten Malinau, tari semajau ditampilkan di depan tamu undangan seperti Wakil Gubernur Kalimantan Utara, Bupati Malinau, dan tamu pejabat lainnya.

Gerakan tarian itu mudah diikuti, bahkan oleh orang yang belum terbiasa menarikannya. Cukup berbaris melingkar, lalu melangkah dan mengayunkan tangan seperti burung terbang mengikuti irama musik yang diputar.

Tarian itu melambangkan suka cita, kebahagiaan, dan rasa syukur. Tarian itu juga dapat menjadi ritual dan bentuk penghormatan dalam acara penyambutan tamu agung dan spesial.

Baca juga: Budayawan: Tari Geol Manis simbolkan keramahan Indonesia

Baca juga: DKJ nilai tren medsos bisa dukung seni tari tradisional berkembang

​​​​​​​
Baca juga: Pemuda dari negara-negara sahabat belajar tari Banyuwangi

Pewarta: Muh. Arfan
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023