Program sosialisasi ini bertujuan untuk mencegah kondisi 'wasting' sebelum terjadi stunting pada anak
Selong, NTB (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggandeng Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Children's Fund/UNICEF) untuk menyosialisasikan pencegahan "wasting" kepada masyarakat setempat.

“Program sosialisasi ini bertujuan untuk mencegah kondisi 'wasting' sebelum terjadi stunting pada anak,” kata Bupati Lombok Timur, HM Sukiman Azmy saat membuka acara di Taman Tugu Selong, Selasa.
 

"Wasting" adalah kondisi di mana anak mengalami kekurangan gizi akut yang mengakibatkan berat badan mereka sangat rendah untuk usia dan tinggi badan yang dimiliki.​​​​​​​

Dikatakannya, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di Kabupaten Lombok Timur.

“Jika tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini berpotensi menjadi stunting, yaitu terhambatnya pertumbuhan fisik dan mental anak akibat kekurangan gizi kronis,” ujarnya.

Program sosialisasi ini mencakup berbagai kegiatan edukasi dan kampanye informasi yang ditujukan kepada orang tua, pendidik, dan masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya gizi seimbang dan pola makan yang baik sejak dini.

“Permasalahan wasting ini penting untuk diatasi secara tepat waktu,” katanya.

Ia mengatakan, penyebab paling nyata terjadinya stunting di Lombok Timur adalah karena pernikahan dini. "Perkawinan anak yang belum memenuhi syarat hamil rawan melahirkan anak kurang gizi.
stunting, yaitu terhambatnya pertumbuhan fisik dan mental pada anak akibat malnutrisi kronis," katanya.

Selain itu, peningkatan kasus perkawinan anak di Lombok Timur terjadi pada masa COVID-19 yang menyebabkan pertumbuhan stunting juga meningkat. “Selain itu, kekurangan gizi juga menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya stunting,” ujarnya .

Untuk itu, ia mengapresiasi sosialisasi dalam rangka mempersiapkan generasi emas di tahun 2045. Ia berharap kegiatan tersebut dapat mendorong terciptanya generasi emas di tahun 2045. penurunan angka stunting di Lombok Timur agar dapat mencapai target 14 persen sesuai standar nasional yang telah ditetapkan.

“Mudah-mudahan penurunan stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 dapat tercapai,” kata Sukiman Azmy .

Sementara itu, UNICEF Perwakilan NTT dan NTB, Yudhistira Yewango menyatakan sebagai lembaga UNICEF mendukung penuh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dalam rangka penanganan malnutrisi terpadu.
stunting juga turut meningkat.

“Pendekatan integrasi sebaiknya dimulai dari orang tua dan orang-orang terdekat,” ujarnya.

Ia menyampaikan perlunya pemahaman yang lebih baik mengenai tanda-tanda awal wasting agar dapat lebih cepat diketahui, kolaborasi antara keluarga, masyarakat, dan pihak berwenang dalam upaya pencegahan wasting dan stunting juga sangat penting.

Dengan adanya program sosialisasi ini, kesadaran dan tindakan preventif akan meningkat sehingga membantu mencegah wasting dan stunting pada anak di Kabupaten Lombok Timur.

“Hal ini diharapkan dapat memberikan landasan yang lebih kuat bagi generasi mendatang untuk tumbuh dan berkembang secara sehat,” demikian Yudhistira Yewango.



Baca juga: NTB meluncurkan LiLA Keluarga untuk mencegah balita wasting

Baca juga: Bappenas: Pemerintah terus berkomitmen menanggulangi wasting dan stunting

Baca juga: BKKBN menyebutkan dua juta anak di bawah usia lima tahun memiliki bakat stunting di masa pandemi

Baca juga: UNICEF mendukung peningkatan kesehatan ibu dan anak di NTB

 

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023