Youth Dialogue SAYEF 2023 telah menghasilkan gagasan anak muda dari negara Asia Tenggara dan sekitarnya dalam akselerasi pengembangan energi khususnya energi bersih di kawasan
Jakarta (ANTARA) - Chairperson Youth Dialogue Southeast Asia Youth Energy Forum (SAYEF) 2023 Zagy Yakana Berian menyampaikan hasil diskusi anak muda dari negara-negara Asia Tenggara kepada para menteri energi sekawasan tersebut.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu mengatakan Kementerian ESDM melalui kegiatan Youth Dialogue SAYEF 2023 telah menghasilkan gagasan anak muda dari negara Asia Tenggara dan sekitarnya dalam akselerasi pengembangan energi khususnya energi bersih di kawasan.

"Gagasan ini kemudian disampaikan oleh Zagy Yakana Berian sebagai Chairperson SAYEF pada Ministers-CEO and International Organizations (IOs) Dialogue, yang dipimpin Menteri ESDM pada Jumat (25/8/2023) dan dihadiri para menteri energi di kawasan Asia Tenggara di Nusa Dua, Bali," katanya.

Menurut Agung, hal itu menjadi terobosan baru dalam rangkaian The 41st ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM-41), yang memberikan kesempatan generasi muda dapat menyampaikan gagasan kepada para menteri di ASEAN dan juga diharapkan menginspirasi anak muda lainnya untuk mulai dan terus terlibat pada isu-isu energi terkini.

"Hal ini mempertegas kesiapan generasi muda dalam memperkuat strategi dan implementasi sektor energi pada ASEAN Member State (AMS). Hasil gagasan yang disampaikan akan membahas tiga pilar, yaitu Renewable Energy, Energy Efficiency and Conservation, dan Interconnectivity and Green Technologies," ungkapnya.

Sementara, Zagy menambahkan tiga pilar dibahas dalam kegiatan hari pertama SAYEF pada Kamis (24/8/2023).

"Yang pertama, mengenai sektor energi bersih yang menjadi solusi dalam penanganan dan pencapaian target yang sesuai dengan Perjanjian Paris. Kedua, mengenai investasi inklusif untuk mendorong ide inovatif baik dari teknologi, model bisnis, dan pendanaan. Terakhir, pentingnya kolaborasi tentang riset yang dilakukan di kawasan ASEAN harus melibatkan multiinstitusi untuk memperkaya kolaborasi," ujarnya.

Dalam membahas ketiga pilar tersebut, lanjut Zagy, beberapa gagasan yang dihasilkan para delegasi muda yaitu yang pertama mengenai utilisasi sumber energi yang berkelanjutan sesuai potensi daerah masing-masing untuk pemenuhan suplai energi dalam bentuk kelistrikan, energi akhir transportasi, dan bahan bakar untuk memasak.

Kedua, kebijakan efisiensi energi yang mendukung perubahan gaya hidup hemat energi dari level individual hingga kelompok, serta insentif terhadap teknologi baru yang hemat energi dan ramah lingkungan.

Ketiga, interkonektivitas di kawasan ASEAN untuk memenuhi kebutuhan dan suplai energi dalam mendukung ketahanan energi.

"Ke depannya, kegiatan ini diharapkan terus berlanjut tidak hanya di kawasan ASEAN saja, namun dapat berkembang ke seluruh kawasan lainnya dan meningkat ke skala global. Hal ini disambut baik oleh para menteri," ujar Zagy.

Kegiatan SAYEF merupakan kolaborasi antara Kementerian ESDM dengan USAID Sustainable Energy for Indonesia's Advancing Resilience (SINAR) dan Society Renewable Energy (SRE), yang diselenggarakan selama tiga hari.

Untuk hari pertama, Kamis (24/8/2023) diselenggarakan youth dialogue yang dihadiri undangan delegasi dan partisipan dari berbagai negara.

Berlanjut pada Jumat ini diselenggarakan talkshow dan sharing session yang berlokasi di Universitas Udayana, Bali, dengan outreach anak muda yang lebih luas.

Sedangkan, hari ketiga atau terakhir pada Sabtu (26/8/2023), akan diselenggarakan field trip bagi delegasi dan peserta ke Desa Energi Berdikari Pertamina di Desa Keliki, Bali.

Baca juga: Pemerintah tingkatkan suplai gas guna pastikan kebutuhan domestik
Baca juga: Southeast Asia Youth Energy Forum di Bali bahas tiga pilar

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023