Yogyakarta (ANTARA News) - Candi Prambanan di Yogyakarta dibuka kembali untuk umum, setelah sebelumnya sempat ditutup beberapa hari karena terjadi kerusakan di beberapa bagian candi akibat diguncang gempa 27 Mei lalu. Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko Yogyakarta, Wagiman Subiarso, Kamis, mengatakan Candi Prambanan kini dibuka kembali untuk kunjungan wisatawan, tetapi pengunjung hanya diperbolehkan melihat candi dari atas panggung yang berada di sisi timur halaman candi. Kata dia, pihaknya menyediakan sebuah panggung setinggi 3,4 meter dengan alas 5,5 X 7,5 meter persegi berkapasitas 40 pengunjung. "Pengunjung tidak diperbolehkan mendekat ke halaman atau ke kaki candi," sambungnya. Menurut dia, larangan diberlakukan mengingat banyak batu candi yang posisinya masih labil, sehingga dikhawatirkan apabila batu itu terjatuh akan menimpa pengunjung. "Pokoknya zona halaman candi masih ditutup, dan pengunjung dipersilahkan melihat candi dari atas panggung yang telah disediakan," tandasnya. Ia mengemukakan setelah terjadi gempa, candi ini sempat ditutup selama dua minggu. Setelah dibuka kembali, setiap hari jumlah pengunjung rata-rata 500 orang termasuk wisatawan asing. Sebelum terjadi gempa, jumlah pengunjung Candi Prambanan pada hari-hari biasa rata-rata 2.000 orang per hari. Bahkan pada hari-hari libur dan Minggu jumlah pengunjung bisa mencapai rata-rata 6.000 orang. Wagiman mengatakan pihaknya mengalami kerugian akibat gempa, terutama karena kerusakan candi dan selama candi ditutup sehingga tidak ada pengunjung. "Namun kerugian itu sampai sekarang belum selesai dihitung," sambungnya. Sementara itu, meski Candi Prambanan mengalami kerusakan akibat diguncang gempa, dan sempat ditutup selama dua minggu, namun kegiatan penunjang lain seperti Sendratari Ramayana yang digelar di panggung terbuka maupun di ruang tertutup di kompleks candi ini tetap berlangsung. Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Agus Waluyo mengatakan rehabilitasi Candi Prambanan memerlukan waktu lama. Menurut dia, saat ini saja pihaknya sedang melakukan pendataan serta mengidentifikasi batu-batu candi yang runtuh dan berserakan di sekitar candi. "Pekerjaan ini butuh waktu lama, karena harus teliti dan cermat, sebelum batu-batu itu disusun kembali di tempat semula," ujarnya. Dikatakan pula, pembatasan zona pengunjung juga dimaksudkan untuk kelancaran pengerjaan rehabilitasi candi. Ia menyebutkan kawasan Candi Prambanan yang mengalami kerusakan akibat gempa di antaranya Candi Brahma (candi terbesar), gapura candi, serta sejumlah candi kecil (candi perwara) yang ada di kompleks itu. Agus mengatakan pada 8 Juni lalu pihak Unesco telah meninjau untuk melihat kerusakan Candi Prambanan. "Diharapkan Unesco akan segera mendatangkan tenaga ahli untuk keperluan konsultasi terkait dengan kemungkinan adanya bantuan dana dari badan dunia itu, mengingat candi ini sudah menjadi aset internasional," sambungnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006