Kota Batu, Jawa Timur (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi menyatakan usaha di sektor pangan yang ditopang oleh pertanian merupakan salah satu  yang menjanjikan bagi generasi milenial Indonesia.

Dalam kunjungan kerja di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kota Batu, Jawa Timur, Jumat, Harvick mengatakan potensi sektor pangan sangat menjanjikan, tercermin dari kinerja ekspor untuk komoditas tersebut yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami peningkatan.

"Harapannya tentu saja, kepada para petani milenial atau calon petani baru ini jangan khawatir, bersandar di sektor pangan ini bisa menjadi sandaran hidup yang memadai untuk masa depan," kata Harvick.

Harvick menjelaskan, pada beberapa waktu lalu, terjadi perlambatan ekonomi akibat terjadi pandemi penyakit akibat penyebaran virus Corona yang berdampak hampir di seluruh dunia. Namun, Indonesia mampu bangkit dengan pertumbuhan ekonomi di atas lima persen.

Baca juga: Pemkab Bogor bina petani milenial jadi agropreneur

Menurut dia, sektor pangan memberikan andil cukup penting khususnya dalam kinerja ekspor Indonesia yang secara bertahap mengalami peningkatan. Dengan kondisi tersebut, sektor pertanian merupakan sektor yang menjanjikan untuk masa depan.

"Sektor pangan ini merupakan penyumbang kedua (ekspor) setelah energi," katanya.

Ia menambahkan, generasi milenial yang tidak asing terhadap penggunaan Teknologi Informasi (TI), juga bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan sektor pertanian. Kementerian Pertanian, memiliki sejumlah program untuk mengoptimalisasi penggunaan TI pada sektor pertanian.

Baca juga: Pemkab Banyuwangi konsisten cetak petani milenial lewat "Jagoan Tani"

Salah satu langkah untuk mengembangkan TI pada sektor pertanian berada di Politeknik Enjineering Pertanian Indonesia (PEPI). Penggunaan TI tersebut salah satunya dalam pengoperasian traktor tanpa awak dan lainnya.

"Kita punya PEPI di Serpong, itu menerapkan teknologi pertanian. Seperti penggunaan traktor tanpa awak dan lainnya," katanya.

Kemudian, teknologi lain yang dikembangkan adalah sistem pengairan yang bisa dilakukan dari jarak jauh. Sehingga, keberadaan TI saat ini sudah mulai banyak dikembangkan untuk mengoptimalisasi sektor pertanian.

"Misalnya, memiliki kebun di Sulawesi, bisa menyiram (menggunakan TI) dari Jakarta. Saat ini TI sudah mulai dipergunakan dan terus dikembangkan," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai ekspor produk pertanian, kehutanan dan perikanan pada Juli 2023 tercatat naik sebesar 4,52 persen, dari bulan sebelumnya yang sebesar 358,7 juta dolar AS menjadi 374,9 juta dolar AS.

Secara kumulatif, periode Januari-Juli 2023 kinerja ekspor pada sektor tersebut tercatat mencapai 2,5 miliar dolar AS.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023