Harus adaptasi dengan perkembangan sekarang.
Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengingatkan pentingnya adaptasi di tengah disrupsi teknologi yang mengarah ke digitalisasi dengan meningkatnya penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

"Harus adaptasi dengan perkembangan sekarang. Saya sendiri, sebagai pemimpin Jawa Barat, setiap hari beradaptasi. Saat ini saya kaum generalis, saya dulu kaum spesialis arsitektur desain. Sejak jadi pemimpin saya harus pintar segala urusan dari inflasi, AI saya harus pahami," kata Ridwan Kamil pada acara Indonesia Digital Conference (IDC), di Bandung, Rabu.

Lebih lanjut, Ridwan Kamil menilai perkembangan teknologi akan cepat dirasakan di Indonesia, mengingat negeri ini merupakan pengguna internet terbesar yang mencapai 204 juta per tahun 2022, dengan jumlah nomor telepon seluler yang beredar sudah di atas 350 juta.

"Tak hanya itu, Indonesia juga negara dengan durasi penggunaan telepon seluler paling lama sedunia, yakni mencapai 5,7 jam per hari. Poin saya, di setiap disrupsi ada sisi baik ada sisi gelap. Saya sebagai pemimpin harus mendorong yang positif, tapi harus juga menyiapkan benteng-benteng terhadap sisi gelap ini dan negara harus siap terhadap hal itu," katanya pula.

Dengan kondisi penggunaan teknologi yang ada, kata Ridwan Kamil, perputaran ekonomi digital di Indonesia bahkan mencapai 220 miliar dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi perpindahan transaksi jual beli dari yang tadinya fisik menjadi daring.

"Dengan demikian, hal ini mengubah lanskap ekonomi, dan tugas pemimpin mengeksklusifkan akses digital," ujarnya.

Terkait dengan kecerdasan buatan yang menjadikan imajinasi tanpa batas hingga bisa menggantikan proses pekerjaan manusia yang mengiringi perkembangan ekonomi digital, Ridwan Kamil menekankan Indonesia harus bersiap menghadapi sisi gelap dari teknologi tersebut.

"Jadi kalau Indonesia ingin bersiap, tidak hanya mengurusi 220 miliar dolar AS ekonomi, tapi juga membutuhkan pertahanan bagi sisi gelap dari disrupsi digital, khususnya AI. Sesungguhnya dengan AI harapan hadir, rumusnya hanya satu semua yang rutin akan digantikan mesin," ujarnya pula.
Baca juga: BRIVolution 2.0, jurus BRI hadapi disrupsi digital
Baca juga: Kemkominfo tingkatkan kecakapan digital anak muda untuk Indonesia Emas

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023