Jatim itu besar potensinya, tapi statis"
Surabaya (ANTARA News) - Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang dan Depok KHA Hasyim Muzadi menegaskan 70 persen nahdliyin (warga NU) Jawa Timur menginginkan kadernya menjadi Gubernur Jatim.

"Mayoritas orang NU Jatim menginginkan kadernya jadi gubernur, bukan wagub. Mayoritas itu sekitar 70 persen dari 24 juta nahdliyin di Jatim, sedangkan warga Jatim sendiri berkisar 29 juta," katanya di Surabaya, Minggu.

Setelah berbicara dalam seminar nasional bertema "Kebebasan dan HAM dalam Koridor Pancasila" di Kantor PCNU Surabaya, Rais Syuriah PBNU itu menjelaskan keinginan itu karena posisi wakil gubernur dianggap tidak cukup merawat umat NU yang mayoritas di Jawa Timur.

"Potensi Jatim itu sangat besar di bidang pangan dan tambang, tapi Jatim masih kalah dinamis dari Jakarta, Jawa Barat, dan sebagainya. Jadi, Jatim itu besar potensinya, tapi statis," kata mantan Ketua Umum PBNU dan Ketua PWNU Jatim itu.

Dalam seminar sama, Ketua PBNU HA Slamet Effendy Yusuf menegaskan warga NU menginginkan "Gubernur NU".

"Saya dapat mewakili perasaan warga NU Jatim bahwa hal itu wajar, karena NU di Jatim itu merupakan barometer, sebab NU lahir di sini, NU juga besar dan berkembang dari sini, bahkan keputusan bahwa Pancasila itu sudah final juga diputuskan di sini," katanya.

Mantan Ketua Umum PP GP Ansor itu berharap warga NU di Jawa Timur mampu membuat sejarah dengan memanfaatkan momentum demokrasi untuk menempatkan kadernya pada posisi tertinggi di provinsi terbesar kedua Indonesia itu.

Dalam kesempatan itu, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen (TNI) dan Brigjen Pol Anton Tabah (Polri) juga mendukung  warga NU  menjadi Gubernur Jawa Timur.

Pada Maret lalu, hasil survei PW Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur bersama Lembaga "Suprimasi" mencatat 90,5 persen nahdliyin Jawa Timur menginginkan kadernya menjadi gubernur.

Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013