Jakarta (ANTARA) - Plt Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan drg Widyawati, M.K.M. mengatakan para kader posyandu memiliki peran untuk memberikan edukasi kepada wanita hamil hingga remaja tentang hidup sehat.

Menurut Widyawati, para kader posyandu juga berperan dalam mencegah stunting seperti mengingatkan masyarakat perlunya pengukuran berat, tinggi dan lingkar kepala bayi hingga memberikan penyuluhan untuk mencegah stunting.

"Jadi kader beri edukasi, bayi harus diukur, penyuluhan untuk mencegah stunting karena kita harus sampai pada anak kurang gizi. Kalau anak sudah stunting, maka akan sulit diperbaiki," kata dia dalam acara kesehatan di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Kopmas: Kader posyandu butuh peningkatan ilmu terkait gizi keluarga

Dia mengatakan Kementerian Kesehatan ikut serta melatih para kader posyandu, sekaligus memperbaharui posyandu termasuk menjalankan posyandu terintegrasi. Selain itu, demi mencegah stunting, Kementerian Kesehatan meluncurkan lima gerakan, salah satunya adalah Gerakan Posyandu Aktif.

"Jadi kami buat posyandu terintegrasi, jadi semua berawal dari posyandu," kata dia.

Menurut Kementerian Kesehatan, dengan adanya posyandu terintegrasi maka berbagai layanan yang siap diberikan kepada masyarakat di posyandu. Posyandu merupakan wadah pemberdayaan masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar. Kemudian guna mewujudkan posyandu yang optimal maka ini perlu didukung tenaga kesehatan dan kader yang memiliki pemahaman dan keterampilan memadai.

Dalam kesempatan yang sama, pakar kesehatan anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K), MPH juga membahas mengenai peran penting para kader kesehatan khususnya dalam menangani anak-anak di Indonesia.

Menurut dia, IDAI seperti halnya Kementerian Kesehatan juga sudah memberikan pelatihan kepada para kader guna meningkatkan pengetahuan mereka dalam menangani kesehatan anak.

Selain kader kesehatan, IDAI juga memberikan edukasi pada bidan yang jumlahnya mencapai ratusan ribu, ini mengingat jangkauan mereka yang bisa sampai ke pelosok daerah di Indonesia.

"Kami (IDAI) memiliki 4500 dokter anak di seluruh Indonesia, kita tahu angka kelahiran sekitar 4,5 juta per tahun, jadi banyak sekali anak di Indonesia dan tidak mungkin kami semua yang menangani," ujar Bernie.

Baca juga: Legislator minta DKI naikkan honor kader Jumantik dan petugas lainnya

Baca juga: Spesialis kebijakan kesehatan: Investasi kader kunci tekan "stunting"

Baca juga: Pemkot Tangerang Selatan naikkan insentif kader posyandu

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023