Jakarta (ANTARA News) - Jatropha (Jatropha curcas L) yang dikenal sebagai minyak jarak pagar merupakan salah satu alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM) setelah dilakukan uji coba dengan hasil yang cukup memuaskan. "Jatropha yang dihasilkan dari pengolahan biji tanaman jarak pagar sebenarnya sudah dikenal luas pada masa itu dari jenis Ricimus communis untuk melumasi mesin-mesin," kata Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi ITB, Robert Manurung, kepada pers di Jakarta, Jumat. Menurut dia, minyak jarak murni (pure Jatropha Oil) telah terbukti memenuhi syarat sebagai bahan bakar mesin diesel industri (mesin statis) dan juga sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. Dari hasil uji coba itu, minyak yang dihasilkan biji jarak pagar memiliki kandungan sulfur yang rendah (0,1 ppm) dibandingkan minyak diesel (1,2 ppm), katanya. Untuk menguji pemakaian minyak jarak pada mesin diesel dinamis, National Georgraphic Indonesia, Pusat Penelitian Bioteknologi ITB dan PT BioChem Prima International akan menggelar Jatropha Expedition 2006 dengan rute Atambua-Bali-Bandung-Jakarta pada 12 sampai 20 Juli 2006. Ia mengatakan pra ekspedisi akan dimulai dengan uji coba antar kota, Jakarta-Bandung PP dan uji emisi yang akan dihadiri oleh Menteri Lingkungan hidup. Perjalanan ekspedisi sejauh 3.000 kilometer akan dibuka oleh Menteri Riset dan Teknologi di Atambua. Menteri Perindustrian dalam hal ini juga akan membuka Festival Jatropha di Bali mengenai penggunaan minyak jarak murni untuk keperluan pembangkit listrik hingga rumah tangga, katanya. Ditanya mengenai berapa harga per liter dari jatropha itu, Robert Manurung mengemukakan penelitian belum mencapai ke arah sana, namun dengan jatropha ini bahan pengganti BBM sudah harus dipikirkan lebih lanjut. Karena menanam pohon jarak pagar itu mudah dan investasi yang akan dikeluarkan sangat kecil, serta mudah ditanam baik ditanah yang subur maupun tandus, katanya. Pemimpin Redaksi National Geographic Indonesia, Tantyo Bangun, dalam kesempatan ini menjelaskan seluruh hasil ujicoba diharapkan akan dapat meningkatkan kesadartahuan masyarakat akan potensi energi dan ekonomi dari jarak pagar. Ekspedisi ini akan membuktikan secara ilmiah dan empiris kelayakan minyak jarak murni sebagai bahan bakar pertama kali di dunia, katanya. Pemakaian minyak jarak murni bukan saja mendukung peraturan kebijakan energi nasional, tetapi turut mendukung pula perekonomian rakyat dan rehabilitasi lahan kini. Sejumlah Pemda (Pemerintah daerah) telah menyatakan kesiapannya melakukan penanaman tanaman jarak pagar, terutama pada lahan kritis seluas 20 hektar di Kecamatan Sasitamean, tuturnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006