Jakarta (ANTARA) - Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat memulai proses penyelidikan terhadap dugaan praktik pelanggaran perlindungan data pribadi dan penyebaran misinformasi yang dilakukan perusahaan pengembang teknologi kecerdasan buatan (AI) OpenAI.

Menurut laporan The Washington Post, dikutip dari The Verge, Jumat (14/7), FTC mengirimkan surat berjumlah 20 halaman kepada OpenAI minggu ini. Dalam surat tersebut, FTC meminta dokumen yang berkaitan dengan pengembangan dan pelatihan dari model bahasa besar yang dikembangkan perusahaan kreator chatbot ChatGPT itu.

FTC ingin mendapatkan informasi detail mengenai bagaimana cara OpenAI memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam melatih model bahasa besar pada sistem AI-nya serta cara mencegah penyebaran informasi palsu kepada pengguna ChatGPT.

Baca juga: OpenAI akan keluar dari Eropa jika regulasi terlalu ketat

Selain itu, FTC juga menginginkan informasi tentang bagaimana konektivitas antarmuka pemrograman aplikasi (API) dengan sistem ChatGPT dan bagaimana mekanisme perlindungan data konsumen ketika diakses oleh pihak ketiga.

FTC mengisyaratkan peningkatan pengawasan dan regulasi terhadap teknologi AI di mana pada 2021 badan pemerintah AS tersebut memperingatkan para pengembang AI untuk tidak menggunakan algoritme yang bias.

Saat ini parlemen AS tengah memusatkan perhatiannya kepada teknologi AI, baik untuk memahami teknologinya maupun kemungkinan untuk membuat peraturan terkait penggunaannya.

Pemerintahan Presiden Joe Biden mengungkapkan rencana untuk membentuk kerangka kerja terkait pengembangan AI, termasuk investasi sebesar 140 juta dolar AS (Rp 2,1 triliun) untuk membangun pusat penelitian AI.

Baca juga: Joe Biden temui Microsoft hingga Google bahas bahaya AI
Baca juga: Italia izinkan lagi ChatGPT beroperasi jika OpenAI penuhi tuntutan

Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023