Ini jelas langkah yang mengecewakan, tidak ada transparansi, tidak ada kebebasan pers di sini
Vatican City (ANTARA News) - Sehari jelang konklaf digelar untuk memilih paus yang baru, Vatican menolak permohonan akreditasi yang diajukan wartawan Gianluigi Nuzzi.

Sang wartawan pernah menulis buku berisi dokumen-dokumen pribadi dari Benediktus XVI yang lebih dikenal sebagai skandal "Vatileaks", sebagaimana dikutip dari laman kantor berita Italia (ANSA).

Lewat jejaring twitter, Nuzzi menyatakan, "Ini jelas langkah yang mengecewakan, tidak ada transparansi, tidak ada kebebasan pers di sini".

Nuzzi menerbitkan dokumen berklasifikasi sangat rahasia dalam bukunya berjudul "Sua Santita" (Yang Mulia Bapa Suci). Buku itu membeberkan korupsi yang merebak di bank Vatican. Kasus itu telah menjadi skandal di masa lalu.

Buku karangan Nuzzi terfokus kepada pertarungan kekuatan lewat sejumlah surat dan memo-memo internal. Paolo Gabriele, pembantu rumah tangga paus, dituduh telah mencuri kemudian membocorkan dokumen-dokumen itu. Ia dihukum dan tak lama kemudian diampuni oleh Benediktus XVI.

Nuzzi telah mengajukan akreditasi peliputan konklaf sejak pekan lalu. Ia bekerja bagi saluran televisi Italia La7. Dokumen-dokumen Nuzzi itu akan disiarkan oleh La7 pada 23 Maret 2013.

Sementara itu, para kardinal telah berkumpul di Vatican pada Senin sebagai persiapan akhir jelang rapat umum sebelum digelar konklaf yang akan memilih paus pengganti Benediktus XVII pada Selasa.

Dalam rapat umum itu, para kardinal akan lebih dulu saling mengenal dan saling bertukar gagasan mengenai ciri-ciri dari paus mendatang.

Lebih dari 150 kardinal akan mengikuti rapat umum itu, meski hanya 115 kardinal yang akan berperan serta dalam konklaf. Ini merujuk kepada ketentuan bahwa hanya kardinal yang berusia 80 tahun ke bawah yang berhak dipilih. Sementara 100 kardinal akan berpidato untuk mengutarakan pandangan-pandangannya mengenai masa depan gereja Katolik.

Proses pemilihan baru akan digelar pada Selasa. Menurut Uskup agung Wina Christoph Schoenborn, gereja katolik diharapkan memiliki paus yang baru dalam beberapa hari ini.

"Salam beberapa hari ini, kami akan memiliki Bapa suci yang baru," kata Schoenborn.

"Saya tidak ada urusan dan tidak terusik dengan adanya Vatileaks. Yang ingin saya katakan, saya telah menumbuhkembangkan semangat persaudaraan, utamanya dalam pekan ini bersama dengan para kardinal," katanya.

Konklaf yang akan memilih paus ke-266 itu menyusul pengunduran diri Benediktus XVI pada 28 Februari. Benediktus yang berusia 85 tahun mengundurkan diri dengan alasan kesehatan. Ia menjadi pemimpin dari 1,2 milyar pemeluk agama Katolik.

Juru bicara Vatican, Pastor Federico Lombardi mengatakan, "Sulit membayangkan bahwa hasil konklaf dapat diperoleh pada hari pertama pemilihan."

Bila asap putih keluar dari cerobong kapel Sistina maka tanda bahwa para kardinal telah memilih paus yang baru. Sementara, bila ada kepulan asap hitam, maka tanda kepada dunia bahwa belum ada keputusan mengenai paus yang baru.

Lombardi mengatakan pada 2005, Benediktus terpilih menjadi paus setelah dua hari digelar rapat.
(A024)

Penerjemah: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013