Lombok, NTB (ANTARA) - Tim Apatte62 Universitas Brawijaya (UB) dan tim Malem Diwa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) meraih hasil berbeda pada hari pertama perlombaan kategori Urban Concept Battery Electric, Jumat (7/7) dalam Shell Eco-marathon Asia-Pasifik dan Timur Tengah 2023.

Diselenggarakan 4-9 Juli di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Apatte62 secara keseluruhan puas, sedangkan Malem Diwa sebaliknya.

Tim asal Malang, Jawa Timur itu sudah mencoba satu kali dari empat kesempatan dan hasilnya menjadi yang terbaik dengan 162 km/kWh dari enam kontestan di kategori yang sama yang unjuk gigi pada perlombaan hari pertama.

Meski belum final, capaian angka ini sudah lebih baik dari capaian timnya pada ajang yang sama di tahun lalu ketika menempati posisi kedua dengan 112 km/kWh.

“Alhamdulillah kami tadi udah nyoba satu attempt dan tim-tim lain ada beberapa udah dapat juga, sementara kami di posisi nomor satu, tadi 162 km/kWh,” kata manajer tim Apatte62 Muhammad Dilan Linoval ketika ditemui pewarta, Jumat.

Baca juga: 66 tim berlaga pada Shell Eco-marathon 2023 di Sirkuit Mandalika

Masih memiliki tiga percobaan, Dilan mengatakan timnya akan berusaha semaksimal mungkin mendapatkan angka yang lebih tinggi.

Mahasiswa Teknik Elektro UB itu cukup optimistis di sisa percobaan timnya bisa mendapatkan angka yang lebih melambung tinggi, melihat dari lancarnya percobaan pertama yang timnya jalani.

“Cuaca dingin sangat membantu karena baterai elektrik itu kalau dari motor gak boleh panas dan kalau misalnya nanti ada beberapa faktor lainnya, untungnya tadi aman semua dari segi ban, pengereman, dan kelistrikan itu aman, dan kalau besok sama kayak tadi cuma kami improve hal-hal lainnya bisa lebih tinggi lagi,” jelas Dilan.

Sementara itu, tim asal Aceh masih kesulitan dari dua kali percobaan dengan angka terbaik 60 km/kWh.

Menyikapi performa timnya yang kurang memuaskan, manajer tim Malem Diwa Unsyiah Fayyadh Mudarakna menyiasati dua percobaan berikutnya dengan rencana yang lebih matang.

Baca juga: 25 Tim lolos kategori Urban Concept ajang Shell Eco Marathon 2023

“Hasil hari ini belum memuaskan jadi ada beberapa plan yang kami buat supaya bisa mendongkrak hasil yang lebih bagus,” kata Fayyadh.

“Kalau mobil dan pengemudi gak ada masalah, tadi mobil pas free practice waktu hujan aman gak ada masalah. Cuman bagian mesin atau sistem kendaraannya aja sih mas harus lebih ditingkatkan,” tambahnya.

Adapun, dihimpun dari data website resmi Shell Eco-marathon 2023, terdapat 14 tim dari kategori Urban Concept yang sudah terjun mencari angka terbaik di Sirkuit Mandalika.

Dari 14 tim tersebut, didapat hasil sementara bahwa Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Team Sapuangin menduduki posisi pertama Urban Concept Internal Combustion Engine dengan 363 km/kWh, Semar Urban Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi yang terbaik pada Urban Concept Hydrogen Fuel Cell dengan 276 km per meter kubik, dan Apatte62 menduduki posisi terbaik pada Urban Concept Battery Electric dengan 162 km/kWh.

Baca juga: 44 tim lolos inspeksi teknis di Shell Eco-marathon 2023 Indonesia

Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2023