Lombok, NTB (ANTARA) - Tim Apatte 62 Universitas Brawijaya (UB) Team 1 optimistis menjuarai Shell Eco-Marathon (SEM) regional Asia-Pasifik dan Timur Tengah 2023 yang diselenggarakan di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika pada 4-9 Juli di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Tim yang turun pada kategori Urban Concept Battery Electric itu menargetkan juara setelah melakukan persiapan kurang lebih tujuh bulan sejak berakhirnya SEM 2022 di tempat yang sama, dimana tim asal Malang, Jawa Timur, itu meraih peringkat kedua dengan capaian waktu 112.4 km/kwh.

“Di sini kami bawa body baru. Dari segi chasis dan juga body itu sudah dirancang desain terbaru dan bobot sudah lebih ringan dari tahun sebelumnya. Serta kelistrikan sudah kami perbarui, kami mendapatkan konsumsi baterai yang lebih bagus,” kata Dilan ketika ditemui pada hari kedua SEM 2023 Indonesia, Rabu.

Pada SEM Asia-Pasifik dan Timur Tengah tahun ini, manajer tim Apatte 62 Brawijaya Muhammad Dilan Linoval mengatakan timnya menargetkan juara dengan mencapai angka 250 km/kwh, lebih tinggi dari pemenang kategori yang sama tahun lalu, yaitu Arjuna Team Universitas Indonesia (UI) yang mencatatkan angka 194.2 km/kwh. Dengan segala perbaikan dari tahun lalu, Dilan yakin timnya menjadi yang terbaik.

“Untuk efisiensinya kami memperkirakan juga ada perhitungan dari kami itu kurang lebih 40 persen. Jadi di sini dampak perhitungan konsumsinya pasti lebih rendah lagi,” tambahnya.

Baca juga: Shell Eco-Marathon 2023 resmi dibuka di Sirkuit Mandalika

“Bobotnya turun 50 persen. Dan komponen-komponen yang sekiranya berat kami ganti seperti bahan dari besi kami jadikan plastik,” imbuhnya.

Mahasiswa Teknik Elektro UB angkatan 2020 itu menambahkan, selain dari sisi perkembangan mobil, juga dari sisi kekompakan tim yang membuatnya begitu optimistis merebut juara dari UI.

“Hubungan antaranggota. Di sini saya juga memastikan setiap masing-masing punya etika kerja sendiri, jadi memastikan semua orang nyaman dalam bekerja, terus tidak ada kesalahan atau apapun masalah itu dibicarakan bersama-sama. Pastinya kami dari awal selalu bersama-sama, tidak individual,” kata Dilan.

Dalam kesempatan yang sama, tim yang beranggotakan gabungan mahasiswa Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Komputer itu juga berbicara tentang motivasi tim yang selalu ikut serta pada SEM selama beberapa tahun ke belakang.

Baca juga: Penyelenggara SEM 2023 baca potensi Indonesia wakili kejuaraan dunia

Bentuk motivasi tersebut adalah keinginan kuat untuk berpartisipasi dalam perkembangan mobil listrik di dunia.

“Kami memanfaatkan energi terbarukan yang sangat penting pada kancah saat ini. Pastinya membuat kami termotivasi untuk bisa melakukan pembelajaran lebih lanjut terkait energi terbarukan terutama bidang listrik,” kata Dilan.

“Jadi mobil listrik itu untuk ke depan pasti memiliki prospek lebih besar dan apabila kami bisa membuat mobil seirit mungkin, maka itu akan bisa berdampak besar bagi perkembangan mobil listrik di dunia,” tutupnya.

Pada SEM 2023 Indonesia, UB hanya menurunkan satu tim yaitu Apatte 62 Team 1 dan tidak menurunkan Team 2 yang pada tahun lalu juara di kategori Prototype Hydrogen Fuel Cell.

Baca juga: Shell Eco Marathon di Sirkuit Mandalika 2023 diikuti 13 negara
Baca juga: Semar Proto UGM kembangkan mobil tahun lalu di Shell Eco-Marathon 2023


Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Roy Rosa Bachtiar
Copyright © ANTARA 2023