Manado (ANTARA News) - Pemerintah sedang merancang program pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk sektor industri dan transportasi dalam bentuk bio energi dari sektor pertanian. "Bio energi alternatif yang dirancang pemerintah yakni dari tanaman jarak dan tebu, bisa menghasilkan bahan bakar baru dan ramah lingkungan," ungkap Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan dan Insdustri, Boediono, kepada wartawan, di sela-sela Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Senin, di Manado. Program rancangan bio energi dinilai memiliki prospek luas di tengah masyarakat, karena dari segi biaya sangat murah dan diharapkan tidak mengganggu kondisi lingkungan dan kesehatan manusia. "Program ini sudah mulai digarap beberapa daerah, termasuk DKI Jakarta," ujar Boediono. Guna menyukseskan program tersebut, pemerintah dan masyarakat diminta mendukung serta mencari inisiatif dengan pola-pola terbaik untuk kepentingan pembangunan yang berpihak pada kepentingan rakyat kecil. Saat ini di DKI Jakarta mulai diterapkan program bio energi dengan tidak menggunakan lagi BBM seperti premiun dan solar, melainkan Bahan Bakar Gas (BBG) yang ramah lingkungan. "Pemerintah akan membantu menyuplai bahan-bahan bakar ramah lingkungan ke masyarakat dengan mudah," lanjutnya. Menteri Boediono juga menyentil pentingnya peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia untuk membantu membuka lapangan pekerjaan. Apalagi selama ini Indonesia banyak memiliki tenaga-tenaga kerja siap pakai yang menganggur. "Presiden sudah menitip pesan kepada peserta ISEI dan ahli-ahli ekonomi untuk membantu mendukung pertumbuhan ekonomi guna membantu pembukaan lapangan kerja baru," tambah Boediono. (*)

Copyright © ANTARA 2006