Saya melihat dugaan tindakan asusila ini bagai sebuah fenomena gunung es yang disebabkan iklim pendidikan tidak sehat,"
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi X (Bidang Pendidikan) DPR RI Raihan Iskandar menilai peristiwa dugaan tindak asusila yang dilakukan pengajar kepada murid disebabkan belum terciptanya iklim pendidikan yang sehat.

"Saya melihat dugaan tindakan asusila ini bagai sebuah fenomena gunung es yang disebabkan iklim pendidikan tidak sehat," kata Raihan saat dihubungi Antara dari Jakarta, Minggu.

Pernyataan Raihan menyikapi dugaan tindakan asusila yang dilakukan oknum wakil kepala sekolah sebuah SMA negeri di Jakarta, terhadap siswi didiknya.

Dia menegaskan perlunya langkah serius yang ditempuh oleh Dinas Pendidikan provinsi maupun daerah agar tidak hanya berkonsentrasi terhadap peningkatan kompetensi guru di bidang akademik, tetapi juga berupaya menciptakan iklim pendidikan yang sehat.

Dengan iklim pendidikan yang sehat, kata dia, murid yang mendapatkan tekanan dari pengajar akan berani mengadukannya kepada tenaga pengajar lain di sekolah.

"Kalau iklim pendidikan tidak sehat, jadinya seperti ini, anak menjadi sulit membahasakannya atau mengadu ke guru lain. Bahkan, ada kecenderungan si pelaku dibela oleh tenaga pengajar lainnya, ini kan serius sekali," kata Raihan.

Raihan juga meminta badan pengelola SDM pendidikan untuk meningkatkan uji kompetensi para tenaga pelajar, untuk melihat rekam jejak guru tersebut baik di bidang akademik maupun moralitas.

Sebelumnya, dugaan tindakan asusila dilakukan oknum wakil kepala sekolah sebuah SMA negeri di Jakarta terhadap siswi didiknya. Kejadian itu baru terungkap setelah siswi yang menjadi korban menceritakannya kepada salah satu guru di sekolah tersebut, dan guru itu kemudian melaporkannya kepada pihak berwajib.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sudah meminta Dinas Pendidikan setempat untuk menonaktifkan wakil kepala sekolah bersangkutan dari jabatannya.

Jokowi juga meminta Dinas Pendidikan DKI segera menindaklanjuti kasus yang melibatkan wakepsek tersebut dan mengambil langkah antisipasi sehingga kasus serupa tidak terjadi lagi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan bahwa pihaknya telah meminta Kepala Sekolah di sekolah tersebut untuk menonaktifkan wakilnya.

"Kepala Sekolah sudah kami panggil. Kemudian, kami perintahkan untuk menonaktifkan wakepseknya, terhitung mulai hari ini, Jumat 1 Maret," tutur Taufik, Jumat (1/3).

Taufik berharap wakepsek tersebut menjalani seluruh proses hukum dengan baik setelah dinonaktifkan dan dibebastugaskan dari kewajibannya di sekolah.

Taufik mengaku menyayangkan peristiwa tersebut. Tindakan wakepsek itu bukan merupakan contoh yang baik dalam dunia pendidikan.
(R028/D007)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013